AGUSTIN P. SIMARMATA | Tak Hanya Pengelolaan Kas dan Biaya, tapi Juga Mitigasi Risiko

Di usia yang ke-8, PHI-Regional 3 Kalimantan tetap mampu membuktikan diri sebagai entitas yang berperan dan berkontribusi siginifikan terhadap produksi migas nasional maupun penerimaan negara. Agustin P. Simarmata mengaku bangga dapat menjadi bagian dari Perusahaan yang memiliki peran dan posisi yang begitu vital.

Kinerja unggul PHI, menurut Agustin, menjadi katalis bagi banyak pemangku kepentingan (stakeholder) sehingga turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. ”Kinerja unggul itu berkat sinergi dan kerja sama antarfungsi di PHI yang berjalan sangat baik. Apabila ada suatu persoalan, hal itu dapat diselesaikan melalui komunikasi dan koordinasi yang konstruktif,” ungkap Agustin.

Terkait peran Fungsi Finance, dia menjelaskan tim yang dipimpinnya memberikan masukan kepada manajemen terkait ketersediaan kas dan menghitung rasio kecukupan dana. Pengelolaan kas yang tepat sangat mendukung pelaksanaan rencana kerja Perusahaan dan keputusan-keputusan investasi yang besar. 

Ketika investasi sudah dilakukan, fungsi terkait perlu melakukan evaluasi dan pemantauan sehingga program kerja dapat berjalan On Time On Budget On Schedule On Return and Regulation (OTOBOSOR). “Kontrol anggaran dan pengelolaan pengeluaran Perusahaan dilakukan secara bersama-sama antara Fungsi Finance dan fungsi terkait agar lebih efektif. Karena itu, pengelolaan dan pemantauan biaya baik ABO (Anggaran Biaya Operasi, Red.) dan ABI (Anggaran Biaya Investasi, Red.) dilakukan rutin bersama masing-masing fungsi,” jelas Agustin. Pengelolaan kas dan aset merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Pengelolaan keuangan perusahaan tentu memiliki risiko. Di PHI, risiko keuangan sangat terkait kondisi eksternal seperti harga minyak dan gas, kurs mata uang, dan lain-lain. Fungsi Finance mengukur tingkat risiko tersebut melalui mekanisme pengelolaan risiko yang disusun dalam pedoman atau tata kerja perusahaan. Dalam tataran tertentu, pengelolaan risiko juga bekerja sama dengan fungsi risiko di tingkat Subholding Upstream maupun Perseroan.

Setiap realisasi biaya perlu dikontrol, baik over ataupun under budget, untuk memastikan target Rencana Kerja dan Anggaran Perubahan (RKAP) maupun prognosa dapat tercapai dan Key Performance Indicator (KPI) masing-masing fungsi dapat terpenuhi. Jika ada selisih (variance) antara anggaran dan realisasi, hal itu memerlukan justifikasi yang jelas. 

Fungsi Finance merupakan salah satu yang terdepan dalam mengembangkan dashboard keuangan yang berbasis Microsoft Power BI dan Microsoft SQL Server. Tidak hanya itu, data yang tersedia dapat diintegrasikan dengan program seperti Microsoft Excel, Power Point, dan lainnya sehingga memudahkan pekerjaan sehari-hari. Proses analisis dan penyusunan laporan pun dapat diotomatisasi. Hal ini tentu sejalan dengan strategi Perusahaan dalam mengintegrasikan teknologi informasi dan inovasi. 

Beberapa inisiatif lainnya di antaranya aplikasi monitoring biaya, anggaran, dan aset yang tengah dikembangkan secara in-house bersama Fungsi IT dan user terkait. Aplikasi ini dapat mengintegrasikan pengelolaan biaya dan aset dari masing-masing fungsi.

Informasi keuangan merupakan informasi yang dibutuhkan banyak pihak, baik internal maupun eksternal. Karena itu, proses audit dan pengecekan ulang menjadi krusial agar informasi yang diberikan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Jika terdapat isu audit maupun keuangan lainnya, Fungsi Finance bekerja sama dengan Fungsi Audit Internal dan fungsi terkait untuk mengecek integritas data dan menindaklanjuti bersama-sama.

Data dan analisis keuangan adalah bagian yang sangat penting dalam Fungsi Finance. Setiap pengelolaan dan penyampaian informasi keuangan harus mengikuti tata kelola Perusahaan agar dapat menjangkau pihak yang tepat dan tidak disalahgunakan. Saat ini merupakan era dimana data menjadi komoditas utama. Pihak yang menguasai dan mengelola data dengan baik akan unggul dalam persaingan. (*)