BENYAMIN ARGUBIE | Harus Adaptif, HSSE Adalah Sebuah Journey
April 18, 2024
BENYAMIN ARGUBIE | Harus Adaptif, HSSE Adalah Sebuah Journey
April 18, 2024
Penerapan HSSE di PHI-Regional 3 Kalimantan meliputi beberapa aspek, di antaranya aspek keselamatan kerja, kesehatan, keamanan, perlindungan terhadap lingkungan, hingga interaksi dengan masyarakat di sekitar operasi Perusahaan. Benyamin Argubie atau yang akrab disapa Ben, menjelaskan bahwa aspek keselamatan kerja mencakup dua hal utama.
Yang pertama, occupational safety yang menyangkut kecelakaan kerja pada Perwira secara individual seperti terluka, tersandung, terjatuh, dan lain-lain. Yang kedua, process safety yang meliputi aspek atau insiden yang lebih besar seperti ledakan atau kebakaran yang tak hanya berdampak terhadap Perwira, tapi juga masyarakat sekitar.
Ben menegaskan, penerapan HSSE memerlukan komitmen kuat dari jajaran pimpinan (leadership commitment) agar semua kebijakan dan program dapat berjalan dengan baik. “Pimpinan harus visible, atau benar-benar menerapkan HSSE dengan baik, sehingga menjadi panutan bagi Perwira,” terang Ben. Faktor kepemimpinan, komitmen, dan visibilitas ini dapat ditunjukkan saat melakukan Management Walkthrough (MWT) ke lapangan atau zona. Kegiatan itu dapat memotret kondisi nyata di lapangan, termasuk penerapan HSSE, dan mendengarkan umpan balik atau masukan secara langsung dari para Perwira.
Efektivitas komunikasi manajemen puncak dengan para Perwira di ujung tombak (frontliner) menjadi penting agar tidak ada gap dalam mencari solusi-solusi terbaik sesuai kondisi di lapangan. Komitmen yang sama juga harus ditunjukkan para pimpinan perusahaan mitra kerja atau kontraktor. Sebab, sekitar 85% tenaga kerja di lingkungan PHI merupakan pekerja mereka.
Komitmen pimpinan selanjutnya harus didukung pemahaman Perwira terhadap HSSE Excellence secara menyeluruh. Fungsi HSSE terus melakukan sosialisasi guna mendorong dan memastikan kepatuhan Perwira terhadap standar-standar HSSE. Di antaranya, sosialisasi Corporate Life Saving Rules (CSLR) dari Subholding Upstream tentang prinsip-prinsip dasar bagaimana melakukan pekerjaan dengan aman. Begitu juga sosialisasi HSSE Management System seperti Sustainability Pertamina Expectations for HSSE Management Excellence (SUPREME), Process Safety Asset Integrity Management System, Contractor Safety Management System (CSMS) kepada para kontraktor dan Security Management System (SMS) terkait pengamanan.
“Kesemua sistem tersebut sebenarnya sudah terintegrasi di SUPREME,” tegas Ben. SUPREME merupakan sistem manajemen untuk mengintegrasikan praktik-praktik HSSE terbaik atau kelas dunia secara terstruktur dan sistematis pada semua level di Perusahaan. Sistem manajemen ini memastikan praktik-praktik HSSE tersebut memberikan kontribusi terhadap keberlanjutan bisnis secara keseluruhan, mengelola risiko, menetapkan dan mencapai target bisnis, HSSE, dan target Pertamina lainnya.
Agar penerapan SUPREME lebih mudah dalam aktivitas sehari-hari Periwra di lapangan, prinsip-prinsip dasarnya ada di CSLR. ”Penerapan seluruh sistem tersebut akan diaudit atau diinspeksi secara berkala agar standar-standar HSSE dijalankan secara konsisten dan benar, terutama di tingkat frontliner sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja,” jelas Ben.
HSSE, lanjut Ben, harus adaptif terhadap perubahan. HSSE merupakan sebuah journey yang tidak pernah habis. “Kita harus adaptif, terutama dalam merespons tantangan transisi energi, kemajuan teknologi, regulasi atau peraturan, dan lain-lain. Karena itu, perkembangan HSSE juga harus mengikuti perkembangan teknologi,” ucapnya. Beberapa program HSSE di PHI-Regional 3 Kalimantan juga sudah didigitalisasi sehingga memudahkan pemantauan kepatuhan standar-standar keselamatan.
Aspek lain yang menjadi fokus HSSE adalah perlindungan terhadap lingkungan. Selaras dengan peta jalan Pemerintah Indonesia dan Pertamina, Fungsi HSSE turut berkomitmen terhadap pencapaian net zero emission maksimal pada 2060. Ben menjelaskan, PHI-Regional 3 Kalimantan sangat agresif mengikuti perkembangan permasalahan lingkungan. Terlebih lagi, PHI-Regional 3 Kalimantan merupakan melting pot bagi banyak entitas sehingga menjadi kekuatan tersendiri dalam upaya penanganan isu lingkungan.
Kinerja HSSE PHI-Regional 3 dalam tiga tahun terakhir cukup membanggakan. “Sebagai Senior Manager HSSE, ultimate goal saya adalah tidak adanya fatalitas,” kata Ben. Pencapaian lain yang juga membanggakan adalah hasil audit SUPREME 2020, dimana tiga anak perusahaan (PHM, PHSS, dan PHKT) berada di level yang sangat baik. PHM mendapatkan warna hijau tua, atau yang tertinggi, sedangkan PHSS dan PHKT meraih hijau muda.
Kebanggaan lainnya, lanjut Ben, PHI-Regional 3 Kalimantan berhasil melewati pandemi COVID-19 dengan baik dan keluar dari kondisi tersebut tanpa adanya gangguan operasi. Pencapaian vaksinasi Covid-19 di PHI-Regional 3 Kalimantan juga merupakan yang tercepat. “Yang terakhir, semua audit Sistem Manajemen Pengamanan atau SMP kita berada di level Emas,” pungkas Ben.
Di usia PHI yang kedelapan, Ben berharap operasi Perusahaan dapat mencapai level excellent dan high excellent. Begitu juga dukungan terhadap pencapaian target Environmental, Social and Governance (ESG) yang ditetapkan oleh korporat. Ben mendorong seluruh Perwira PHI-Regional 3 Kalimantan agar menjadikan HSSE sebagai core value dan way of life, baik dalam aktivitas pekerjaan maupun di lingkungan masing-masing. “Semoga kita dapat menjaga PHI-Regional 3 Kalimantan menjadi tempat kerja yang paling aman dan nyaman. Saya juga selalu berharap Fungsi HSSE dapat mendukung pencapaian target ESG Perusahaan,” pungkas Ben. (*)