MIRZA MAHENDRA | Lima Langkah Strategis untuk Menjaga Tingkat Produksi
April 18, 2024
MIRZA MAHENDRA | Lima Langkah Strategis untuk Menjaga Tingkat Produksi
April 18, 2024
Seluruh elemen PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) berkomitmen dan berkolaborasi untuk mewujudkan visi ”Menjadi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Kelas Dunia”. Dewan Komisaris berperan sebagai mitra bagi direksi untuk memberikan nasihat dan melakukan pengawasan terhadap jalannya Perusahaan sehingga dapat memperkuat kepemimpinan dan tata kelola yang baik.
Mirza Mahendra, atau yang akrab disapa Mirza ini, mengatakan bahwa growth yang konsisten sangat penting bagi Perusahaan dengan didukung komitmen manajemen dan aset yang berkualitas. Untuk mencapainya, PHI-Regional 3 Kalimantan harus mengedepankan sikap gesit (agile), inovatif, efisien, dan mengutamakan keselamatan.
Dalam kaitan inovasi, misalnya, Mirza mengapresiasi berbagai terobosan yang telah dilakukan PHI-Regional 3 Kalimantan dalam mengantisipasi atapun merespons perubahan eksternal maupun internal. Salah satu di antaranya, pemanfaatan energi surya untuk menggerakkan pompa sumur minyak, yang sekaligus menunjukkan perhatian tinggi Perusahaan terhadap aspek lingkungan. Contoh lainnya, pendekatan predictive maintenance dalam pengembangan sistem manajemen asetguna mendorong efisiensi operasional.
”Dewan Komisaris sangat mendukung dan mendorong inovasi para Perwira agar terus tumbuh dan berkembang. Lanjutkan inovasi-inovasi yang berdampak positif agar menjadi solusi yang dapat mempengaruhi industri secara luas,” saran Mirza. Dia mengamati, para Perwira PHI-Regional 3 Kalimantan terus berinovasi sehingga sudah menjadi bagian dari culturePerusahaan. ”Dewan Komisaris bangga dengan para Perwira PHI-Regional 3 Kalimantan yang senantiasa inovatif dan kreatif.” Tanpa inovasi, tegas Mirza, Perusahaan akan ketinggalan dan tidak mampu menghadapi perubahan situasi global yang sangat cepat.
Di samping inovasi, Perusahaan juga harus memperhatikan aspek efisiensi. Mirza mengungkapkan, Dewan Komisaris PHI akan terus mengawal Perusahaan agar senantiasa on the track, bekerja efektif dan efisien sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).
Aspek berikutnya yang juga wajib menjadi prioritas utama adalah komitmen terhadap keselamatan. ”Satu poin yang sangat penting dan sering saya sampaikan adalah Perusahaan wajib menjalankan semua kegiatan operasional tanpa adanya fatality. Kesadaran pentingnya keselamatan harus terus berkembang dan tumbuh di lingkungan PHI-Regional 3 Kalimantan, seiring pertumbuhan aset yang baik,” tegasnya.
Mengubah Tantangan Menjadi Peluang
Di tengah berbagai tantangan untuk mewujudkan visi-misi Perusahaan, Mirza optimistis bahwa PHI-Regional 3 Kalimantan akan mampu melaluinya dengan cara mengubah tantangan menjadi peluang. ”Jika dikaji dari sisi Strength, Weakness, Opportunity, Threat, atau SWOT, ada banyak tantangan yang dapat diubah menjadi sebuah peluang. Why don't we change the challenges ini menjadi opportunity?” ucap Mirza.
Dia mencontohkan penerapan Carbon Capture Storage (CCS) di tengah situasi sulitnya penemuan cadangan besar dan lapangan existing yang sudah mature. “Pencarian cadangan saat ini mungkin tidak semudah dulu. Tapi, ternyata ada opportunitydi mana salah satu sumur yang sudah kosong bisa dimanfaatkan dengan penerapan Carbon Capture Storage. Sehingga, sumur yang masih menyimpan gas ini akan dapat kembali menghasilkan revenue,” jelasnya.
Membangun Budaya Perusahaan yang Baik
Selain aspek teknis untuk menunjang upaya pencapaian visi-misi Perusahaan, Mirza mengingatkan bahwa aspek nonteknis juga tak kalah penting, seperti budaya perusahaan yang baik (good corporate culture). Aspek ini turut mendukung terciptanya lingkungan yang nyaman sehingga Perwira dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
Dewan Komisaris ingin terus membangun suasana kekeluargaan sehingga tercipta kedekatan dengan direksi, manajemen, dan Perwira. Dalam banyak kesempatan, Dewan Komisaris juga menciptakan momen untuk berbagi ilmu atau pengalaman. “Acara sharing ini tidak selalu dalam bentuk formal. Terkadang acara yang bersifat informal justru dapat menjadikan masukan-masukan dari BOC (Dewan Komisaris, Red.) dapat dimengerti dan diterima oleh BOD. Jadi, tune in-nya lebih dapat,” tambahnya.
Dewan Komisaris senantiasa berupaya membangun komunikasi dengan para Perwira PHI-Regional 3 Kalimantan, baik di pusat, zona, atau lapangan. Jajaran komisaris dan anggota komite turun langsung ke lapangan untuk mendengarkan masukan dan aspirasi para Perwira. “Sebagai leader, memang harus membiasakan untuk mendengarkan terlebih dahulu. Jangan langsung mengarahkan, apalagi underestimate terhadap siapapun,” tutur Mirza.
Kegiatan turun langsung ke lapangan, berdiskusi dua arah, dan membiasakan diri untuk mendengarkan merupakan langkah positif dalam memahami kondisi lapangan dan membangun hubungan yang erat dengan tim di garda terdepan (frontliner). Ia percaya bahwa mendengarkan dengan saksama dapat membuka peluang untuk memahami perspektif yang beragam dan menyarikan nilai dari pengalaman setiap individu, membantu mengidentifikasi masalah, merancang solusi bersama, dan menjelaskan aspek yang mungkin kompleks bagi level yang berbeda.
Selain membangun suasana kekeluargaan, Dewan Komisaris menaruh perhatian terhadap pengembangan karier para Perwira. Bahkan, lanjut Mirza, merupakan suatu kebanggaan apabila PerwiraPHI-Regional 3 Kalimantan banyak mendapatkan promosi ke regional atau zona di luar Regional 3. “Ini berarti apa yang kami lakukan saat ini sudah baik sehingga muncul pengakuan dari pihak lain,” tuturnya.
Keberagaman sumber daya manusia di PHI-Regional 3 Kalimantan, yang berasal dari berbagai perusahaan, diharapkan justru menjadi hal yang dapat membawa kebaikan dan harmoni. “Ibarat sebuah lagu, ada yang menyanyikan nada do-re-mi yang dirangkaikan menjadi nada-nada yang enak dinikmati. Dengan keberagaman ini, kita seharusnya malah enjoy,” tambahnya. Meski setiap Perwira memiliki cara pandang dan kebiasaan yang berbeda-beda, saat berbicara mengenai tujuan, mereka harus menuju ke arah yang sama.
Pengelolaan Lapangan dengan Strategi yang Tepat
Menurut pengamatan Mirza, lapangan migas di PHI-Regional 3 Kalimantan masih menjanjikan lantaran didukung pengelolaan yang baik. Jumlah cadangan migas yang tervalidasi pun meningkat. Beberapa cekungan di laut dalam masih menyimpan beragam potensi untuk dieksplorasi ke depan. “Kami mendorong PHI-Regional 3 Kalimantan untuk melakukan eksplorasi guna mendapatkan cadangan yang besar. Memang ada risiko yang tentu harus dihitung. Penurunan alami atau natural decline pasti ada, namun kita bisa menahan angka produksi sesuai target yang ditetapkan,” jelasnya.
Mirza menjelaskan beberapa langkah strategis untuk menekan tingginya natural decline rate. Langkah pertama adalah tetap menjaga lapangan-lapangan existing dan mengelola WK baru. “Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui memerlukan kebijakan yang tepat agar tetap memaksimalkan potensi dan menghadapi risiko,” jelasnya.
Langkah kedua, ekspansi melalui eksplorasi lapangan baru dan peningkatan efisiensi pengelolaan. Langkah ketiga, risk management yang cermat menjadi kunci dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan dan ekspansi ke depan. “Hal ini melibatkan evaluasi yang matang terhadap potensi lapangan, proyeksi risiko, dan ketersediaan teknologi terbaru,” tambahnya.
Langkah keempat adalah mengoptimalkan efisiensi biaya dengan langkah-langkah kreatif dan berfokus pada inovasi. Langkah kelima, pendekatan borderless antara Zona 8, 9, dan 10 akan membantu menurunkan pembiayaan atau investasi yang dibutuhkan. Langkah terakhir, atau yang keenam, adalah melakukan pencarian dan pembaruan terus-menerus untuk memastikan ketersediaan sumber daya.
Menginjak usia PHI-Regional Kalimantan yang ke-8, Mirza berharap Perusahaan dapat terus bertumbuh dengan stabil. “Untuk itu, kita perlu aktif melakukan eksplorasi untuk menemukan cadangan maupun mempertahankan produksi dari lapangan-lapangan kita. Semangat inovasi terus kita jaga, dengan harus tetap menjadikan safety menjadi nilai utama,” tutupnya. (*)