Energia Kalimantan
Energia Kalimantan

FOKUS KESELAMATAN | Industrial Relation Stakeholder Engagement 2022: Sarana Memperkuat Kemitraan Strategis Demi Terciptanya Industrial Peace di Perusahaan

  September 20, 2022
FOKUS KESELAMATAN | Industrial Relation Stakeholder Engagement 2022: Sarana Memperkuat Kemitraan Strategis Demi Terciptanya Industrial Peace di Perusahaan

  September 20, 2022

 

Hubungan Industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Hubungan antara pengusaha/pemberi kerja dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah disebut hubungan kerja. Salah satu kunci keberhasilan dalam menciptakan hubungan industrial maupun kerja adalah komunikasi yang efektif agar terhindar dari pertentangan dan perselisihan antara kedua belah pihak, sehingga tercapai industrial peace. Hubungan yang harmonis dalam industrial peace ini secara langsung maupun tidak langsung dapat menunjang pencapaian

 HSSE operational excellence Perusahaan.

 


 

Banyak disadari dari kejadian-kejadian nyata bahwa berbagai permasalahan hubungan industrial disebabkan oleh kurangnya porsi dan akurasi informasi, dan gangguan proses komunikasi. Hal ini dapat berujung pada terjadinya miskomunikasi/mispersepsi sebagai sebab dasar munculnya pertentangan atau perselisihan. Pada kenyataannya, kondisi-kondisi tersebut telah sama-sama disadari oleh kedua belah pihak dan menjadi dasar serta rujukan yang cukup untuk dilakukannya berbagai upaya dan inisiatif guna menutup kesenjangan-kesenjangan tersebut. Langkah selanjutnya ialah mengembangkan pendekatan-pendekatan proaktif yang efektif untuk meningkatkan dan memperkuat jalinan hubungan hubungan industrial yang sehat dan berkualitas.  

 

Bertolak dari kesadaran dan pemahaman tersebut, Fungsi Human Capital di lingkungan Regional 3 menggagas kegiatan Industrial Relation (IR) Stakeholder Engagement 2022 sebagai inisiatif perdana yang dilakukan dalam cakupan Regional pasca diimplementasikannya organisasi Subholding Upstream. Tujuan dari diselenggarakannya acara ini adalah untuk mengelola hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan secara lebih proaktif dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) di bidang hubungan industrial selaku mitra strategis Perusahaan.

 

Engagement, berbagi informasi dan komunikasi interaktif sebagai esensi penting yang dibangun dalam kegiatan tersebut diharapkan dapat memperkuat semangat serta kesepahaman bersama dalam memelihara kondisi industrial peace di lingkungan Perusahaan yang mendukung kepentingan bisnis Perusahaan serta pekerja. Rencana kegiatan tersebut pada kenyataannya mendapatkan tanggapan positif serta antusiasme luar biasa dari berbagai pihak baik dari Perusahaan maupun para pemangku kepentingan dalam bidang hubungan industrial.

 

Setelah melalui serangkaian proses persiapan yang cukup panjang, kegiatan Industrial Relation Stakeholder Engagement 2022 berhasil dilaksanakan pada tanggal 13-15 Juli 2022 di hotel Alana Sentul Bogor. Kegiatan ini diikuti oleh berbagai unsur, dari unsur Perusahaan maupun pemangku kepentingan dalam bidang hubungan industrial antara lain: Fungsi Human Capital, Strategic Planning, dan Finance dari Regional 3 bersama dengan Fungsi Human Capital Business Partner Zona 8, 9, serta 10.

 

Dari unsur IR Stakeholders, acara ini dihadiri oleh Serikat Pekerja Pertamina Hulu Indonesia (SP PHI), Pertamina Hulu Mahakam (SP PHM), Pertamina Hulu Sanga Sanga (SP PHSS), Serikat Pekerja Pertamina Hulu Kalimantan Timur (SP PHKT), Komisariat Serikat Pekerja Pertamina Exploration & Production (SP PEP) di lingkungan Regional 3, dan Lembaga Kerja Sama Bipartit (LKSB) PHM, PHSS, serta PHKT.  

 

 

 

 

IR Stakeholder Engagement 2022 diselenggarakan dengan rangkaian kegiatan yang telah dipersiapkan termasuk diantaranya; engagement dinner antara perwakilan Perusahaan dan perwakilan para pemangku kepentingan hubungan industrial; business update presentation oleh perwakilan Perusahaan dan diskusi bersama dengan seluruh peserta; charity dinner (makan malam dan penyerahan santunan Perusahaan) kepada anak-anak yatim piatu; dan olah raga bersama.

 

Business update presentation yang menjadi salah satu acara utama dari kegiatan tersebut menyajikan berbagai informasi penting dari pihak Perusahaan yang mencakup:

 

  • Strategic Planning: Gambaran Kondisi Aset di Regional 3 – Kalimantan; Tantangan & Peluang Bisnis; dan Strategi Rencana Tindakan.
  • Finance: Kinerja Finansial Regional 3; Komponen-Komponen Utama Keuangan Perusahaan; dan Kondisi Kas & Proyeksi Arus Kas Perusahaan.
  • Human Capital; Visi & Misi Perusahaan & HSSE Performance Regional 3; Organization Capability (Org. Dev. Framework, Productivity, Organization Evaluation); Quality Management & Subholding Upstream Business Process Model; People Management & Development Process; dan Pengelolaan Hubungan Industrial.

 

Business update presentation merupakan sesi penting yang mendapat antusiasme tinggi dari para peserta, karena Perusahaan menyajikan informasi yang selama ini dibutuhkan para pemangku kepentingan di bidang hubungan industrial. Melalui sesi ini, para peserta dapat mengetahui dan memahami kondisi serta posisi Perusahaan yang sebenarnya; menentukan bentuk dan pola dukungan tepat yang dapat diberikan sebagai mitra strategis Perusahaan dalam mendukung strategi bisnis Perusahaan.

 

 

Dalam sambutannya, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Bapak Chalid Said Salim serta Pjs Vice President Business Support Regional 3, Bapak Unggul Pribadi menegaskan kesan dan harapan bahwa kegiatan ini sejatinya dapat menjadi instrumen efektif untuk mengelola dan memelihara hubungan industrial yang harmonis, dinamis serta berkeadilan dengan para pemangku kepentingan di bidang Industrial Relation, khususnya dalam lingkungan         Regional 3. Hal ini guna menciptakan kondisi Industrial Peace yang mendukung keberlangsungan dan kemajuan operasi bisnis Perusahaan, hingga pada akhirnya mendukung terwujudnya pengembangan dan kesejahteraan pekerja.

 

“Kami sangat menghargai kesempatan baik tersebut dan berharap kegiatan yang sama dapat terus dilanjutkan di masa mendatang. Tidak harus secara offline, namun juga dapat dilakukan secara online sehingga kami bisa mendapatkan informasi-informasi yang selama ini kami butuhkan agar memahami lebih baik kondisi dan posisi Perusahaan,” tegas Saphira Kartiza, wakil dari Lembaga Kerja Sama Bipartit PHM, mewakili aspirasi yang sama dari banyak peserta lainnya juga. Pelaksanaan kegiatan IR Stakeholder Engagement 2022 ini menerima umpan balik positif dari seluruh pihak yang terlibat termasuk pentingnya keberlanjutan pelaksanaan kegiatan tersebut di masa mendatang dengan memastikan dilakukan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement).   

 

Lebih lanjut, upaya yang telah dilakukan Perusahaan melalui kegiatan IR Stakeholder Engagement tersebut diharapkan memiliki korelasi yang berarti dan memberikan dampak positif secara langsung maupun tak langsung terhadap strategi pengelolaan bisnis Perusahaan yang dikelola dalam berbagai praktik dari sistem operational excellence Perusahaan. Termasuk di dalamnya adalah SUPREME (Sustainability Pertamina Expectations For HSSE Management Excellence) yang merupakan sistem manajemen untuk mengintegrasikan praktik-praktik HSSE terbaik kelas dunia secara terstruktur dan sistematis pada tingkat Korporat, Direktorat, Unit Operasi, dan Anak Perusahaan Pertamina. Selain itu juga memastikan bahwa praktik-praktik dari sistem pengelolaan tersebut memberikan kontribusi terhadap keberlanjutan bisnis secara keseluruhan, pengelolaan risiko bisnis, dan penetapan serta pencapaian target bisnis, HSSE, dan target Pertamina lainnya (KPI, sasaran, dan  lainnya). 

 

Kegiatan IR Stakeholder Engagement diharapkan menjadi wujud nyata ekspektasi yang sejalan dengan salah satu bagian dalam SUPREME, yaitu sub proses 1.2.5, "Pemimpin harus mengidentifikasi pemangku kepentingan utama (key stakeholders) dan mengelola secara sesuai, cukup dan efektif.” Hal ini terefleksikan dari cara berkomunikasi dan berkonsultasi (engagement plan) yang baik dengan stakeholder. Organisasi juga telah melibatkan stakeholder untuk menyampaikan harapan dan masukannya sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan tujuan dan strategi Perusahaan.

 

Ke depannya, inisiatif yang telah dilakukan tersebut perlu dikelola oleh fungsi-fungsi terkait dalam Perusahaan secara lebih proaktif, sistematis, dan terstruktur. Pengelolaan ini merupakan bagian dari seluruh strategi Perusahaan dalam upaya menciptakan industrial peace yang solid dan efektif untuk mendukung pencapaian strategi dan tujuan bisnis Perusahaan.

 

DOWNLOAD