Energia Kalimantan
Energia Kalimantan

INOVASI | Inovasi Tanpa Batas untuk Meningkatkan Nilai Ekonomi Lapangan Mature

  September 19, 2022
INOVASI | Inovasi Tanpa Batas untuk Meningkatkan Nilai Ekonomi Lapangan Mature

  September 19, 2022

 

Tantangan terbesar bagi lapangan-lapangan yang sudah mature adalah bagaimana menjaga tingkat keekonomiannya, yaitu mempertahankan produktivitas dengan menggunakan biaya yang rasional. Kondisi ini menjadi tantangan dalam pengelolaan migas di Kalimantan, terutama di Zona 9 dan 10. Melalui semangat transformasi organisasi di lingkungan Subholding Upstream, Perusahaan terus berkomitmen menerapkan sinergi antaranak perusahaan dan borderless strategy guna mengoptimalkan wilayah-wilayah kerja migas, sehingga menghasilkan nilai yang signifikan bagi seluruh pemangku kepentingan.

 


 

Borderless operation program pada dasarnya ditujukan untuk mencapai efisiensi optimum pada nilai investasi proyek dari sisi operasi. Efisiensi dari sisi operasi termasuk pada optimasi biaya dan peningkatan keandalan operasi, hingga peningkatan aspek HSSE pada operasional perusahaan.

 

Semangat Go Collaborative Zona 9

 

Proyek komersialisasi gas NKL (North Kutai Lama) dan proyek FSA (Facility Sharing Agreement) Semberah antara PT Pertamina EP (PEP) dengan

PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) merupakan rangkaian awal dari sekian banyak program borderless operation di Zona 9. Kedua program ini merupakan bukti adanya sinergi yang solid antarzona di lingkungan Regional 3 maupun tim yang berperan sebagai pengintegrasi antarzona di Regional 3.

 

Inovasi pada kegiatan komersialisasi gas NKL yang berada di Wilayah Kerja (WK) PEP Sangasanga dilakukan dengan cara mengubah penyaluran gas melalui jaringan gas East Kalimantan pipeline yang sebelumnya skema penyalurannya dilakukan melalui stasiun meter Tanjung Batu PEP. Perubahan ini membuat WK PEP Sangasanga dapat melakukan komersialisasi gas di area NKL berjalan 3 bulan lebih cepat dari skema awal. Selain itu, perubahan ini menghasilkan efisiensi biaya investasi sebesar 2,5 juta dolar AS.

 

Sementara itu, dengan adanya FSA Semberah PEP – PHSS maka kegiatan lifting di PEP Sangatta tidak lagi dilakukan dengan skema trucking, melainkan disalurkan melalui plant 14 PHSS. Selanjutnya minyak tersebut disalurkan ke terminal Santan yang dikelola oleh Zona 10. Perubahan skema lifting area Semberah PEP ini tentunya membawa dampak tidak hanya terhadap aspek HSSE yang berkorelasi pada reliability dari aktivitas lifting di area tersebut, namun juga dari sisi operating cost menjadi lebih efisien.

Manager Project Zona 9 Mochamad Fariz, mengutarakan bahwa Zona 9 saat ini mengelola lapangan-lapangan yang relatif tua dan memiliki karakter decline rate tinggi, serta aging facilities yang berdampak pada meningkatnya operating cost. “Untuk dapat bertahan ditengah amanah pencapaian produksi dengan tanpa mengesampingkan aspek komersial dan HSSE, maka tidak ada pilihan lain bagi para Perwira Zona 9 untuk terus menggali potensi sinergi dan borderless operation yang ada di Regional 3.”

 

Fariz juga bersyukur bahwa Zona 9 memperoleh dukungan yang baik dari banyak pihak. “Alhamdulillah, kami di Zona 9 sangat merasakan dukungan baik dari tim di Regional 3, seluruh zona yang ada di Regional 3, dan SKK Migas, sehingga satu demi satu program inisiatif borderless operation yang ada di Zona 9 dapat direalisasikan,” tambahnya.

 

Zona 9 masih memiliki berbagai program borderless operation baik yang saat ini masih pada fase inisiasi maupun sudah masuk pada fase konstruksi. Sisi menarik program borderless operation adalah tidak hanya merambah pada aspek surface facilities operation, namun sinergi juga dilakukan dari sisi kegiatan pengembangan subsurface. Tim di Zona 9 sangat solid menyambut sinergi antar WK di internal Zona 9, maupun sinergi antar zona di lingkungan Regional 3.

 

Kreatif berinovasi di Zona 10

 

Transformasi yang terjadi di Subholding Upstream menjadikan Zona 10 cepat beradaptasi. Salah satu caranya dengan mengimplementasikan program borderless strategy berupa sinergi dan kolaborasi antara PEP Tarakan, PEP Bunyu, dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) yang telah mengoperasikan fasilitas offshore di WK Attaka & East Kalimantan selama lebih dari 50 tahun.

Awal tahun 2022, Zona 10 berhasil menyelesaikan pembangunan new berthing dolphin facility di perairan Pulau Bunyu, Kalimantan Utara. Fasilitas tambat oil barge ini diperbarui untuk mencegah dan mengurangi risiko kecelakaan, tumpahan minyak, serta untuk menjamin keselamatan bagi para pekerja dalam melaksanakan unloading crude oil dari area Sembakung.

 

Didorong semangat Go Collaborative, PEP Tarakan Field menjadi pelopor farm-in contract dengan PHKT. PEP Tarakan Field sebagai KKKS PSC Cost Recovery menggunakan kontrak konstruksi lepas pantai yang dimiliki PHKT selaku KKKS PSC gross split. Dengan adanya farmed-in contract dengan PHKT, PEP Tarakan berhasil menyelesaikan proyek 18 bulan lebih cepat dibanding rencana awal dan menghemat biaya investasi hingga 130 miliar rupiah. Selain itu proyek ini juga menghasilkan efisiensi sebesar 7 miliar rupiah per tahun dari biaya sewa Anchor Mooring System (AMS). Sebelumnya, PEP Tarakan Field harus menyewa AMS sebagai sarana tambat oil barge.

 

Proyek strategis di Zona 10 lainnya adalah peningkatan produksi melalui reaktivasi sumur yang sudah tidak aktif. PEP Tarakan Field telah mengaktifkan kembali 21 sumur di tahun 2021 dengan success ratio mencapai 80%. Upaya ini berhasil menahan laju decline rate dan memberikan oil gain hingga 200 BOPD. Selain peningkatan produksi, melalui penerapan strategi ini PEP Tarakan menghasilkan real value creation mencapai 19 miliar rupiah serta cost saving dari rig job senilai 2,3 miliar rupiah.

 

Pencapaian lain pada proyek strategis ini yaitu tidak adanya kecelakaan kerja, terhindar dari isu sosial terkait penyerobotan lahan di sekitar sumur suspend,

menambah produksi minyak dari aktivitas fill up annulus, dan menghemat waktu pekerjaan reaktivasi dari 8 menjadi 6 hari. Keberhasilan dalam meningkatkan produksi di lapangan yang tergolong mature inipun diganjar penghargaan Platinum Award dalam ajang Annual Pertamina Quality Award (APQA) 2022.

 

Isrianto Kurniawan selaku Tarakan Field Manager menjelaskan bahwa target perusahaan bisa dicapai jika ada kemauan dan kemampuan untuk berkolaborasi antarfungsi, serta cepat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi, karena perubahan adalah sebuah keniscayaan. “Kita harus terus melihat peluang inovasi sehingga bisa menjaga profit. Semua ini dapat dicapai berkat kerja keras rekan-rekan Perwira yang telah berupaya secara maksimal,” pungkasnya.

 

 

DOWNLOAD