PRAKARSA | BAROTECH: Kolaborasi yang Memutar Harapan
August 07, 2025
PRAKARSA | BAROTECH: Kolaborasi yang Memutar Harapan
August 07, 2025
Berangkat dari prinsip kerja cooler compressor di PHSS, alat Barotech (Balanipa Rope Technology) kini menjadi tulang punggung usaha pemintalan tali Kelompok Balanipa, komunitas pesisir binaan CSR PHSS. Melalui kolaborasi lintas tim dan semangat berbagi, teknologi industri diadaptasi menjadi solusi tepat guna. Hasilnya, pekerjaan menjadi lebih ringan, produktivitas meningkat, dan peluang ekonomi baru terbuka bagi masyarakat.
Empat Perwira PHSS di bidang maintenance yaitu Kisnadi (Supervisor Mechanical Maintenance), Cakra Winata (Supervisor Electrical & Instrument Control Maintenance), Aditya Wahyu (Supervisor Mechanical Maintenance), dan Yafie Al Bana (Supervisor Electrical & Instrumental Control Maintenance), menemukan bahwa keahlian mereka dalam menangani peralatan industri dapat memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat. Bertugas di wilayah kerja Badak–Nilam, keseharian mereka erat dengan sistem pendingin gas dan mesin produksi migas. Namun, dari rutinitas itulah lahir gagasan inovatif yang memberi kontribusi nyata pada program pemberdayaan masyarakat.
Salah satu peralatan yang biasa mereka tangani adalah cooler compressor, unit penting untuk mendinginkan gas hasil kompresi. Di PHSS, pendinginan dilakukan dengan kipas besar yang digerakkan oleh shaft fan blade, berputar melalui tenaga motor listrik yang disalurkan lewat gearbox. Sistem ini memungkinkan proses pendinginan berlangsung optimal dan efisien.
Prinsip dasar sistem tersebut, yaitu tenaga putar, menjadi inspirasi pembuatan Barotech. Alat pemintal tali ini kini digunakan oleh Kelompok Balanipa, sebuah Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang upcycling tali bekas kapal menjadi tali rumpon di wilayah pesisir Kalimantan Timur, yang menjadi binaan program CSR PHSS.
Program CSR Balanipa merupakan inisiatif PHSS untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat melalui pengembangan usaha lokal yang relevan dengan potensi daerah. Nama “Balanipa” diambil dari nama salah satu kerajaan yang dahulu terletak di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Balanipa merupakan asal daerah Sahabuddin, sang local hero.
Salah satu fokus Balanipa adalah pengolahan dan produksi tali rumpon, alat bantu nelayan yang sangat dibutuhkan di wilayah pesisir. Pemintalan tali dipilih karena mudah diakses, memiliki permintaan yang stabil, serta dapat dikerjakan oleh kelompok secara tradisional. Melalui pendampingan intensif, pelatihan rutin, serta penyediaan teknologi seperti Barotech, program ini berhasil menciptakan usaha produktif yang inklusif dan berkelanjutan.
Kelompok Balanipa saat itu sedang mengembangkan usaha pemintalan tali rumpon. Sebelumnya, proses produksi dilakukan secara manual atau dengan pedal kaki. Keduanya dinilai kurang efisien dan menyita waktu. Melihat potensi perbaikan, Tim Communication Relations & CID (CRC) bersama Tim Maintenance PHSS menjembatani kebutuhan tersebut melalui pendekatan teknis berbasis pengalaman industri.
Melalui kolaborasi ini, lahirlah alat pemintal otomatis Barotech. Dirancang menggunakan sistem motor penggerak yang terhubung ke gearbox, alat ini mampu menggulung tali secara otomatis. Proses produksi menjadi lebih cepat dan pekerjaan masyarakat menjadi lebih ringan.
Kisnadi menceritakan salah satu motivasinya dan tim cukup sederhana, yakni agar pekerjaan Kelompok Balanipa jadi lebih ringan, lebih cepat, dan efisien. “Kalau sebelumnya hanya bisa produksi sekitar enam gulungan per hari, sekarang bisa sampai 25 gulungan. Jauh lebih produktif,” ungkapnya.
Bagi Fungsi maintenance, prinsip kerja alat ini sangat familiar. Namun, tantangan muncul saat menyederhanakan pengetahuan teknis agar dapat dipahami dan dijalankan masyarakat. Pelatihan langsung pun diberikan, termasuk cara pengoperasian yang aman dan perawatan agar alat lebih awet. Kisnadi menyampaikan bahwa sempat ada sedikit tantangan saat menjelaskan teknis pemakaian alat kepada Kelompok Balanipa, namun semua bisa diatasi. Menurutnya tim dari Balanipa sangat antusias dan cepat belajar.
Kolaborasi antar tim juga menjadi kunci keberhasilan dalam proses transfer ilmu. Tim dari Fungsi CRC PHSS Zona 9 juga turut berperan sebagai penghubung antara komunitas dan tim teknis. Proses ini memastikan bahwa teknologi yang dikembangkan benar-benar sesuai kebutuhan dan memberi manfaat jangka panjang. Hubungan yang dibangun tidak hanya bersifat transaksional, tetapi juga transformasional.
Salah satu momen paling membekas bagi tim adalah saat menerima ucapan terima kasih dari masyarakat. Teknologi yang sehari-hari digunakan untuk industri migas ternyata bisa berdampak besar bagi kehidupan nelayan pesisir. “Bisa membantu masyarakat dan melihat alat yang kami rancang digunakan untuk usaha mereka, itu kepuasan tersendiri,” tutup Kisnadi.
Kisah lahirnya Barotech membuktikan bahwa inovasi tepat guna dapat muncul dari ide sederhana, jika digarap dengan kolaborasi dan semangat berbagi. Dari kilang migas ke komunitas pesisir, semangat para Perwira PHSS terus bergerak memintal harapan.
Lewat cerita ini, PHSS menunjukkan bahwa peran perusahaan tidak hanya sebatas produksi dan profit. Lebih dari itu, ini juga tentang berbagi ilmu, membangun hubungan, dan ikut berkontribusi dalam pertumbuhan masyarakat. Dari gearbox produksi migas hingga drum pemintal tali di desa, semuanya bergerak memutar harapan menuju masa depan yang lebih baik.