SOSOK PERWIRA | Kisah 3 Kartini Energi: Perempuan Tangguh di Balik Keberlanjutan
August 11, 2025
SOSOK PERWIRA | Kisah 3 Kartini Energi: Perempuan Tangguh di Balik Keberlanjutan
August 11, 2025
Di balik deretan data, laporan, dan target yang menjadi bagian dari keseharian perusahaan, ada sosok-sosok yang membagikan waktu dan tenaga tidak hanya bekerja, tetapi mengabdikan diri untuk masyarakat sekitar. Lewat dedikasi dan ketulusan, mereka membuktikan bahwa peran perempuan juga penting dalam mendukung keberlanjutan dan membawa perubahan. Energia Kalimantan mengangkat tiga kisah inspiratif dari Perwira yang menjalani peran ganda sebagai pribadi professional, sekaligus penggerak perubahan sosial, yaitu Aisha Azhardita – Zona 8, Siti Aminah – Zona 9, dan Siti Noor Rooidah Dzakiyyah – Zona 10.
Dari kantor ke komunitas, satu visi untuk keberlanjutan
Berasal dari Bandung, dengan masa kecil yang sempat dihabiskan di Balikpapan, Aisha Azhardita mengenal makna adaptif dan kepedulian sejak dini. Lulusan S1 Biologi dari Institut Teknologi Bandung dan S2 Sunway University, Malaysia, dalam bidang Sustainable Development Management, ia bukan hanya hadir sebagai profesional tangguh, tetapi juga sebagai sosok yang menjadikan keberlanjutan dan kontribusi sosial sebagai panggilan hati.
Perjalanan kariernya dimulai di dunia migas pada bidang Health, Safety, and Environment. Saat alih kelola ke PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) pada 2018, Aisha melanjutkan dedikasinya di divisi Sustainable Development, hingga akhirnya bergabung dalam tim Communication Relations & CID sejak 2021.
Kini, ia bertanggung jawab di bagian method & reporting yang meliputi pengelolaan anggaran, pelaporan KPI, manajemen database program, hingga audit dan dokumentasi.
Di luar ruang kerja, Aisha aktif mendampingi program sosial yang berfokus pada akses pendidikan di wilayah operasi perusahaan, sebuah bidang yang sudah ia tekuni sejak 2015 dan kembali aktif sejak 2022. Ia percaya bahwa pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam Sustainable Development Goals (SDG), dan bahwa setiap anak berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan bermimpi. “Banyak pelajar di sekitar wilayah operasi yang memiliki semangat luar biasa untuk belajar, meskipun terkendala biaya dan akses. Melalui program ini, saya ingin ikut membuka jalan bagi mereka,” ungkapnya.
Keterlibatannya dalam program-program pendidikan telah membawanya pada perjumpaan dengan beragam kisah inspiratif, anak-anak yang menempuh jarak puluhan kilometer demi mengakses pendidikan, menghadapi keterbatasan sarana, dan minim dukungan lingkungan, namun tetap bertahan dengan semangat dan harapan yang tak pernah padam. Di sisi lain, ia pun kerap dihadapkan pada kompleksitas tantangan di lapangan, termasuk memahami latar belakang serta kebutuhan para pelajar yang sangat beragam. Dari situ, ia belajar bahwa listening is key, bahwa mendengar secara empatik adalah fondasi dalam menyusun prioritas serta merancang intervensi yang relevan dan berdampak.
Pengalaman tersebut memperkokoh nilai-nilai yang ia yakini dalam setiap langkah kerjanya: kolaborasi, keberlanjutan, dan konsistensi. Ia meyakini bahwa keberhasilan sebuah program tidak mungkin tercapai secara individual. Dibutuhkan sinergi lintas pemangku kepentingan dan komitmen jangka panjang untuk menciptakan perubahan yang bukan hanya bersifat sementara, tetapi benar-benar berkelanjutan
Aisha terinspirasi oleh sosok Lolita Sagitari, seorang mentor yang menunjukkan bahwa perempuan bisa tetap tegas di pekerjaan, tanpa kehilangan ruang untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar. Dari beliau, ia belajar pentingnya menetapkan batas, mengatur prioritas, dan tetap setia pada nilai-nilai pribadi.
“Saya percaya, sebagai perempuan kita punya kekuatan untuk merangkul banyak hal. Jangan pernah meremehkan kontribusi kita, sekecil apapun itu. Kita bisa jadi agen perubahan, di kantor maupun di masyarakat,” ungkap Aisha
Kini, harapannya sederhana namun bermakna: agar program pendidikan ini dapat terus tumbuh, menjangkau lebih banyak penerima manfaat, meningkatkan kualitas, dan berjalan secara berkelanjutan. Lebih dari itu, ia berharap inisiatif ini dapat menjadi inspirasi bagi rekan-rekan Perwira lainnya, bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berkontribusi, selama ada niat tulus dan kepedulian yang nyata.
Menebar manfaat dengan sepenuh hati dan niat yang tulus
Lahir di Sangatta pada tahun 1977, Siti Aminah atau biasa dipanggil dengan Minah, telah mengabdi di PT Pertamina EP Sangatta sejak 2002. Saat ini. ia berperan sebagai sekretaris Manager Sangatta Field. Ibu dari tiga anak ini menjalani peran ganda sebagai profesional, istri, ibu, dan pegiat sosial.
Selepas bekerja, setiap harinya Minah mengajar mengaji anak-anak di TPA hingga menjelang maghrib. Pada tahun 2020, di tengah pandemik COVID-19, ia menggagas penggalangan dana untuk kaum duafa dan anak yatim. Berawal dari inisiatif pribadi, ia kemudian menggandeng Karang Taruna, remaja masjid, hingga Lembaga Amil Zakat (LAZ) Sinergi Kutim dan BDI PT Pertamina EP Zona 9 untuk menyalurkan bantuan secara rutin.
Kesibukan tidak membuatnya lelah. Justru dari kegiatan sosial itu, ia belajar makna syukur yang mendalam. “Melihat mereka tersenyum menerima bantuan, hati ini terasa penuh dan lebih dari cukup,” katanya. Tantangan terbesarnya bukan pada banyak peran yang harus dijalani, tetapi bagaimana membagi waktu dan menjaga niat tetap lurus.
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain,” ucap Minah, mengutip hadits Nabi Muhammad Saw. yang senantiasa menjadi pendorong semangatnya. Keluarga dan teman-teman pun selalu mendukung langkahnya, menambah kekuatan untuk terus berbagi.
Tak dapat dipungkiri, tantangan terbesar adalah membagi waktu antara pekerjaan yang padat, mengajar mengaji, mengurus keluarga, dan aktivitas sosial. Namun, dengan doa dan keikhlasan, Minah mampu melewati semua itu. Ia percaya bahwa setiap detik yang diberikan Allah adalah amanah yang harus diisi dengan kebaikan, mengingat sabda Rasulullah Saw., “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: waktu mudamu sebelum datang masa tua,” terangnya.
Nilai-nilai akhlak dan keikhlasan yang ia pegang teguh di kantor menjadi bekal dalam mengelola kegiatan sosial. Prinsip bekerja dengan sepenuh hati dan niat yang tulus menular dalam setiap langkah pengabdiannya.
Hal yang paling membanggakan baginya bukanlah penghargaan duniawi, melainkan melihat senyum bahagia dan rasa syukur dari orang-orang yang terbantu. “Ini panggilan jiwa saya sebagai seorang muslimah, bahwa memberi adalah bentuk ibadah dan wujud syukur kepada Allah Swt,” kata Minah dengan mata berkaca-kaca. Dari aktivitas sosial yang ia jalani, beliau mendapatkan pelajaran mendalam tentang rasa syukur. “Setiap bertemu dengan mereka yang kurang beruntung, saya semakin menyadari betapa Allah Swt. begitu melimpahkan nikmat kepada saya,” tuturnya lirih.
Ia juga menyebut sosok Nabi Muhammad Saw. sebagai teladan utama dalam hidupnya, mengajarkan keseimbangan antara hubungan dengan Tuhan dan hubungan antar sesama manusia.
Untuk para Perwira, khususnya perempuan, Ibu Minah berpesan agar terus istiqamah dalam kebaikan dan berkontribusi nyata bagi masyarakat. “Jadilah wanita yang bermanfaat, bagi waktu dengan bijak, dan jangan pernah lelah menebar manfaat,” pungkasnya.
Melangkah dengan hati, berkarya dengan aksi
Di balik senyum ramahnya, Siti Noor Rooidah Dzakiyyah, akrab disapa Kiya, menunjukkan bahwa ketulusan dan ketekunan mampu membuka jalan kontribusi luas, baik di dunia profesional maupun sosial. Perempuan asal Balikpapan ini membuktikan bahwa berkarya bukan hanya soal angka dan target, tetapi juga soal memberi arti dan manfaat bagi sesama.
Lulusan Teknik Perkapalan Institut Teknologi Kalimantan (ITK) angkatan 2016 ini mengawali kariernya dengan magang di PT SSC Works, dilanjutkan sebagai Asisten Verifikator Berkas di Badan Pertanahan Nasional (BPN) Balikpapan, hingga bergabung dengan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) pada November 2022. Kiya kini berperan sebagai Contract Engineer di divisi Supply Chain Management dan aktif sebagai Buyer PaDi UMKM dan IOG e-commerce.
“Setiap kontrak bukan sekadar dokumen, tapi komitmen menjaga keberlangsungan proyek dan menjaga kepercayaan semua pihak,” ujarnya. Ia menambahkan, digitalisasi pengadaan bukan hanya untuk efisiensi, tetapi memastikan setiap transaksi digital mendukung operasional perusahaan secara transparan.
Menghidupkan jiwa sosial di tengah Kesibukan
Tak sekadar pekerja keras di kantor, Kiya juga mendedikasikan dirinya sebagai seorang pegiat sosial. Sejak kuliah, ia aktif di kegiatan sosial dan terus terlibat dalam program unggulan seperti Sebaran Pertamina dan Pertamina Energi Negeri (PEN). Di Sebaran Pertamina, Kiya melakukan kegiatan berbagi pakaian dan bingkisan bagi anak-anak yatim dan duafa jelang Lebaran.
"Setiap kali saya menyaksikan senyum merekah di wajah anak-anak yang menerima baju baru, saya tersadar bahwa dari tindakan berbagi yang sederhana, kita sesungguhnya sedang menabur benih harapan dan menuai kebahagiaan yang dampaknya sungguh tak terkira," tuturnya penuh haru.
Melalui program PEN, Kiya turut serta dalam edukasi dan pelatihan masyarakat hingga pendampingan yang berkelanjutan di wilayah operasi Pertamina.
Relawan Bakti BUMN: perjalanan berharga di Desa Bayan
Terpilih sebagai Relawan Bakti BUMN Batch 7 pada Februari 2025, ia bersama tim melangkah ke wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) Desa Bayan, Lombok Utara. Kiya membantu edukasi kesehatan, pengelolaan sampah menjadi ecobrick, pelatihan UMKM, hingga pelestarian budaya lokal. Meski waktu dan tenaga terbatas, Kiya menunjukkan komitmen luar biasa, sehingga dinobatkan sebagai Relawan Terajin dan salah satu dari lima Relawan Terbaik.
“Menjadi relawan bukan sekadar membantu, tapi panggilan jiwa untuk membawa perubahan,” ungkapnya.
Kiya menyebut ibunya sebagai inspirasi terbesar. Sosok Kartini sejati yang menanamkan keberanian dan semangat untuk terus mencoba. Kini, ia berharap kontribusinya dapat menginspirasi Perwira lainnya untuk terus berkarya.
Kerelawanan adalah panggilan hati. Perempuan punya peran penting yang tak tergantikan dalam membawa perubahan. Bukan soal kesetaraan semata, tapi keberanian mengambil peran dan mampu berdaya bagi diri serta lingkungan. Kita semua bisa jadi agen perubahan dengan menjunjung nilai AKHLAK. Dunia butuh lebih banyak orang yang peduli dan mau bergerak. Mari terus sebarkan semangat positif di sekitar kita.