INOVASI | Zirconide Sand Screen: Inovasi Pertama di Dunia dari Perwira PHM yang Ubah Nasib Sumur Marginal

  August 07, 2025
INOVASI | Zirconide Sand Screen: Inovasi Pertama di Dunia dari Perwira PHM yang Ubah Nasib Sumur Marginal

  August 07, 2025

Dari tantangan sumur marginal yang kerap dianggap tidak ekonomis, lima Perwira PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) melahirkan Zirconia Sand Screen, terobosan teknologi sand control yang mampu menekan biaya hingga 90% dan meningkatkan produksi signifikan. Bukan hanya berdampak teknis, inovasi ini membuka jalan bagi pemberdayaan industri lokal dan mulai dilirik di tingkat global.


Di balik tantangan mempertahankan produksi migas nasional, dari PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) diam-diam mencetak sejarah. Baida Iqlima, Amyra Nur Rahmani, Yahya Rizki R., M. Nadrul Jamal, dan Nasuto S. Maz, yang tergabung dalam tim Well Intervention Zona 8, menghadirkan Zirconide Sand Screen, sebuah inovasi yang kini dikenal sebagai teknologi pertama di dunia yang mengadopsi material zirconia untuk aplikasi sand control di sumur migas.

 

Bukan sekadar baru, teknologi ini telah terbukti berhasil. Pada periode 2021 sampai 2024 sebanyak 135 sumur, terdiri dari 112 reservoir gas dan 23 reservoir minyak, telah menggunakan teknologi ini, dengan tingkat keberhasilan mencapai 92%. Tak hanya menyelamatkan sumur-sumur marginal yang selama ini dianggap tak layak produksi, inovasi ini juga berhasil menambah cadangan produksi secara nyata: 13,4 Bcf gas dan 0,6 juta barel minyak telah dihasilkan dari penerapannya.

 

Namun di balik angka tersebut, terdapat tantangan yang tak sederhana. Mayoritas sumur sisa di Blok Mahakam adalah sumur dangkal berpasir, kondisi yang dikenal memiliki cadangan kecil, formasi tidak stabil, dan tingkat kegagalan tinggi. Masalah utama yang dihadapi adalah produksi pasir yang menyertai aliran minyak atau gas. Pasir ini bisa menyumbat jalur produksi, merusak peralatan, bahkan memaksa sumur untuk dihentikan total.

 

 

 

“Kami sering mendapatkan laporan, sumur yang baru berproduksi selama 3 bulan sudah harus mati karena screen-nya jebol diterjang pasir,” kisah Amyra Nur Rahmani, salah satu anggota tim. “Tapi kami tak mau menyerah. Masalah ini harus ada solusinya.”

 

Berbagai metode sand control sebelumnya telah dicoba, dari gravel pack yang kompleks dan mahal (bisa mencapai USD 1,5 juta per sumur), hingga chemical sand control (SCON) yang menelan biaya ratusan ribu dolar. Di sisi lain, screen konvensional berbahan logam yang lebih murah ternyata cepat aus karena tak sanggup menahan abrasi pasir. Dilema klasik: solusi murah tak bertahan lama, solusi kuat tak ekonomis.

 

Inilah titik awal di mana kelima Perwira PHM ini memutar haluan. Mereka menantang pendekatan lama dan mencari solusi yang bukan hanya lebih murah, tapi juga secara teknis lebih unggul. Hasilnya adalah inovasi radikal: memanfaatkan zirconia, keramik super keras dengan ketahanan erosi 13,2 GPa, sebagai material utama sand screen. Dengan rekayasa presisi tinggi dan pemasangan tanpa rig berat, lahirlah Zirconide Sand Screen: jawaban sederhana atas masalah besar yang telah lama mengendap di industry migas.

 

“Awalnya kami sendiri sempat ragu. Ini benar-benar sesuatu yang belum pernah ada. Tapi kemudian kami sepakat: “Kalau tidak ada, maka kamilah yang harus menciptakannya,” kata Nasuto S.Maz dengan nada tegas.

 

 

 

  Struktur Zirconide Sand Screen

 

Layar Zirconide terdiri dari tiga lapisan inti:

1.Pipa dasar untuk dukungan struktural

2.Lapisan penyaring zirconia dengan kekerasan tinggi (13 GPa) untuk menahan erosi

3.Pelindung (shroud) untuk melindungi lapisan dalam. Desain ini memastikan daya tahan jangka panjang dan kinerja yang optimal dalam lingkungan dengan aliran tinggi dan abrasif.

 

Inovasi Zirconide Sand Screen tak berhenti di keberhasilannya menaklukkan sumur marginal. Di balik angka keberhasilan dan tambahan produksi migas, teknologi ini menciptakan multiplier effect mulai dari efisiensi biaya operasional hingga kontribusi terhadap industri nasional dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

 

Dari sisi keekonomian, perbandingannya jelas mencolok. Jika metode konvensional seperti gravel pack memakan biaya lebih dari USD 1,5 juta per sumur, dan chemical sand control bisa menembus USD 150.000, maka pemasangan Zirconide hanya membutuhkan sekitar USD 70.000. Tak hanya biaya alat yang ditekan, tapi juga waktu operasi. Bila sebelumnya butuh alat berat seperti coiled tubing dan waktu pengerjaan 3 hari, kini cukup dengan unit slickline dan selesai dalam 1 hari. Hemat waktu, hemat bahan bakar, dan signifikan menekan risiko keselamatan kerja.

 

Namun yang paling membanggakan, adalah dampak yang tak direncanakan sebelumnya: lahirnya pabrik manufaktur Zirconide di Batam. Awalnya, tim harus mencari penyedia jasa di luar negeri untuk memproduksi material zirconia sesuai spesifikasi migas. Tapi setelah melalui proses kolaborasi intensif, penyedia jasa lokal tertarik mengembangkan produksinya secara mandiri. Kini, komponen utama Zirconide Sand Screen dibuat langsung di Indonesia, menciptakan lapangan kerja baru dan mendongkrak TKDN.

 

 

 

Dampaknya pun mulai menggema di luar Mahakam. Beberapa anak perusahaan (AP) di lingkungan Pertamina Group telah menyatakan minat untuk mengadopsi teknologi ini. Bahkan saat dipresentasikan dalam forum migas internasional di Brunei, teknologi ini menarik perhatian pihak Brunei Shell Petroleum yang tengah menghadapi tantangan serupa di lapangan mereka.

 

Melihat kesuksesan ini, harapan tim pun bertambah besar: bahwa Zirconide bisa menjadi solusi berkelanjutan, bukan hanya bagi PHM, tapi juga industri migas nasional dan regional. Terutama dalam menghadapi era sumur-sumur marginal yang membutuhkan solusi inovatif, ekonomis, dan andal.

 

Bagi tim inovator, kisah ini adalah bukti bahwa teknologi tidak harus rumit untuk berdampak besar. Kadang, cukup dengan berani melihat ulang masalah lama, dan percaya bahwa solusi bisa datang dari tangan sendiri. Bukan dari luar negeri, bukan dari teori-teori rumit, melainkan dari lapangan, dari kebutuhan nyata, dan dari semangat Perwira.

 

DOWNLOAD