3 Perwira PHM Menceritakan Suka Duka Bekerja di Rig dan Barge
April 26, 2021
3 Perwira PHM Menceritakan Suka Duka Bekerja di Rig dan Barge
April 26, 2021
Salah satu aktivitas utama di industri hulu migas adalah pengeboran sumur-sumur yang dikerjakan dengan menggunakan rig pengeboran atau pun barge. Energi Mahakam menyajikan kisah dan pengalaman sejumlah Perwira PHM yang terlibat langsung dalam operasional rig/barge di Wilayah Kerja Mahakam, suka duka mereka, terutama saat adanya pandemi COVID-19. Mereka adalah Dani Ariyanto (DLT/WLC/WLO3), Reza Fauzi (OFF/WLC/WLO1), dan
Andre Sitorus (OFF/WLC/WLO2). Berikut penuturan mereka:
Dani Ariyanto sudah mendengar informasi mengenai perusahaan-perusahaan minyak dan gas (migas) sejak masih berada di bangku kuliah jurusan Teknik Mesin di Universitas Indonesia. Bahkan dia bercita-cita untuk dapat bekerja di perusahaan operator Wilayah Kerja (WK) Mahakam. Setelah lulus kuliah, ia mengikuti seleksi Well Construction Supervisor Training yang informasinya didapat dari Career Development Center di kampusnya. “Setelah melalui beberapa tahapan tes, yaitu seleksi berkas awal, seleksi tertulis, matematika, fisika lalu berlanjut ke wawancara, hingga tes kesehatan, akhirnya saya bisa mengawali karir di WK Mahakam,” tutur Dani.
Setelah menyelesaikan program training, dia resmi bergabung dan menjadi pegawai. Dia pernah bertugas di beberapa rig yang dioperasikan di WK Mahakam, seperti Jack-Up Rig di Constellation-1 dan Hakuryu-10. Ia juga sempat dialihtugaskan ke Well Service di Barge Well Testing, Slickline & E/line, dan terakhir di Coil Tubing sebelum kembali lagi ke Well Construction di Rig Raisis hingga saat ini dan bekerja sebagai Night Company Man.
Dani bercerita ada beberapa pengalaman yang sangat berkesan selama dia bekerja di rig/barge. “Banyak hal yang saya pelajari dan itu tidak saya dapatkan di bangku kuliah,” katanya. Meskipun dia lulus dengan predikat cum laude, di lapangan dia juga harus menjalani pekerjaan mulai dari bawah seperti membersihkan selokan rig, mencuci lantai tangga rig dan banyak hal lainnya.
Pada awalnya, ia sempat merasa bahwa pekerjaan ini seperti mengesampingkan tingkat pendidikannya. “Namun kemudian saya menyadari bahwa semua hal yang saya dapatkan di sini merupakan hal yang mendasar. Banyak sekali tips dan solusi dari permasalahan yang tidak saya dapatkan di buku kuliah sebelumnya,” katanya.
Pada awal bekerja, Dani langsung berhadapan dengan situasi yang beragam. Dari harus belajar bekerja dengan efisien dan cepat untuk mengurangi daily cost yang tinggi, hingga beradaptasi dengan berbagai karakter rekan-rekan sekerja, dan banyak lainnya. “Tetapi berkat bimbingan atasan saya, Reinhard Panjaitan dan senior terbaik, Ahmad Eka Ramadhan, perlahan tapi pasti,
kini saya sudah bisa menanggulangi semua tekanan dan hambatan tersebut,” tambahnya.
Sebagai seorang Night Company Man, pekerjaan utamanya adalah mendukung Day Company Man untuk aspek pelaksanaan pekerjaan selanjutnya yang masih berjalan, mempersiapkan rencana kerja dan logistik penunjang untuk pekerjaan berikutnya, membuat laporan, dan menjaga keselamatan seluruh kegiatan yang ada di rig.
Dani juga sangat senang mendapat pengalaman ikut mengerjakan proses pengeboran One Phase Well, yakni pengeboran dengan tanpa memerlukan lagi selubung casing 9-5/8 inci. Inovasi berani oleh tim WCI ini terbukti dapat memangkas waktu operasi dan dapat membuka sumber-sumber migas kecil menjadi ekonomis untuk diambil. “Sehingga akhir tahun 2020 kemarin, satu sumur TN-A185 dapat diselesaikan dalam waktu 2,13 hari saja,” katanya.
Hal yang paling berubah dari sebelum masa pandemi yang dirasakan Dani adalah tantangan untuk selalu menjaga kesehatan lahir dan batin semua pekerja sehingga situasi bekerja tetap kondusif dan aman, khususnya sejak adanya pandemi COVID-19. “Protokol kesehatan dengan menerapkan pola 5M harus tetap ditekankan meski sudah dinyatakan zona hijau,” imbuh Dani. Walaupun demikian, kehangatan dan kekeluargaan antar pekerja masih tetap terjaga.
Selain itu, perubahan paling terasa adalah jadwal bekerja satu bulan off-duty dan on-duty ditambah dengan masa karantina. Saat sedang berada di rig, ia tetap terus menghubungi keluarganya lewat telepon. Ia merasa beruntung memiliki keluarga yang mengerti akan pekerjaannya di rig meski harus on-duty dalam waktu yang lama. “Prinsip keluarga saya ketika saya berada di rig adalah no news means good news,” tambah Dani. Tetapi apabila Dani sudah off-duty, maka ayah dari satu orang putra ini menjadi milik keluarga seutuhnya.
Dani menyadari bahwa lapangan-lapangan di WK Mahakam kini sudah mature. “Harapan terbesar saya adalah dapat menemukan sumber-sumber/lapisan reservoir baru. Sungguh bukan harapan yg normatif. Aplikasi dari teknologi mutakhir semoga dapat terus diterapkan dan ditingkatkan sehingga kantung-kantung migas yang terkecil pun dapat di ambil secara ekonomis,” ungkap Dani.
Selain itu, ia berharap agar WK Mahakam tetap terjaga budaya kerja yang supportif dan profesional seperti yang sudah terjadi selama ini.
“Saya berharap kemajuan karir profesional bagi diri saya pribadi. Saya dapat menyerap ilmu dan pengalaman kerja dengan baik, sehingga 3-4 tahun ke depan untuk pemahaman filosofi Company Rule, kesiapan mental dan kemampuan profesional sudah siap menjadi Day Company Man. Tanggung jawab dengan yang lebih besar, harapannya apresiasi berupa materi dan immateri dapat menjadi lebih besar juga, pencapaian personal yang masing masing tentu memiliki keinginan,” katanya.
Saat masih kuliah di Institut Teknik Bandung jurusan Teknik Sipil, Reza Fauzi berkesempatan menjadi pekerja magang atau on the job training (OJT) di Wilayah Kerja (WK) Mahakam pada tahun 2009. “Sejak OJT, saya langsung bertekad ingin bisa bekerja di WK Mahakam setelah lulus kuliah,” kata Reza. Saat lulus kuliah tahun 2010, ia kembali melamar dan mengikuti seleksi penerimaan di WK Mahakam, dan berhasil lolos untuk mengikuti program Drilling Supervisor Training angkatan ke-7 selama kurang lebih 2 tahun.
Pada tahun 2012, Reza bekerja untuk pertama kalinya setelah menyelesaikan program training sebagai Night Drilling Supervisor di Rig Raissa. Sejak itu Reza beberapa kali berpindah tugas seperti ke Rig Hibiscus, Rig Raisis, Rig Yani, dan Rig Tasha. Ia juga sempat bertugas sebagai anggota tim di Unit Well Intervention di lapangan Handil, CPU, dan SPU. Dan saat ini bergabung di tim HWU Drilling Project. “Banyak sekali pengalaman yang bisa saya ambil dari kepindahan saya dari satu lokasi ke lokasi lainnya, baik pengalaman teknis maupun non teknis,” kata Reza.
Kini Reza ditugaskan sebagai Company Man di Barge Elsa (RSED). Sebagai seorang RSED, setiap hari nya, dia harus memastikan segala aspek HSE berjalan dengan baik untuk seluruh kegiatan yang diadakan di rig/barge.
“Selain itu saya juga bertugas untuk membuat perencanaan kegiatan di rig dan membuat daily instruction untuk seluruh tim di sini. Pada dasarnya, saya harus memastikan aspek well control selalu aman dalam seluruh fase pengeboran,” kata Reza. Tentunya, ia juga harus berkoordinasi dengan seluruh personel dari berbagai kontraktor dan entity lain agar seluruh kegiatan berjalan dengan baik dan aman
“Dan yang tidak kalah pentingnya tentu saja harus memastikan mobilisasi logistik berjalan dengan aman dan lancar,” tambah Reza.
Satu hal yang sangat berkesan selama bekerja di rig/barge bagi Reza adalah ketika mendapat pengalaman menjadi task force pengendalian blow out Rig Raissa pada tahun 2013. Ia ikut terlibat langsung dalam upaya pengendalian tersebut, sehingga bisa belajar secara langsung dari para senior mengenai upaya-upaya penanganan krisis tersebut.
Sekarang kini Reza telah bekerja selama 11 tahun di WK Mahakam, dan ia tetap merasa sangat senang dan nyaman. “Rekan-rekan kerja di sini sudah seperti keluarga sendiri,” katanya. Selain itu, Reza juga sangat senang dengan dukungan PHM untuk kehidupan work-life balance bagi pekerjanya. Ia juga berolahraga rutin seperti berlari di helipad atau latihan beban di gym untuk menjaga kesehatan dan membantunya agar tidak jenuh dalam bekerja di rig.
Tidak bisa dipungkiri, dengan situasi pandemi saat ini, banyak hal mempengaruhi pekerjaannya. “Tantangan utamanya adalah memastikan diri sendiri tidak terjangkit dari virus ketika dalam perjalanan dan ketika bekerja, karena bekerja di rig mau tidak mau membuat kita harus keluar rumah, berangkat ke rig, dan bertemu banyak orang di rig,” ujarnya.
Reza juga bercerita bahwa pada masa pandemi ini salah satu syarat untuk masuk ke rig adalah harus bisa menunjukan hasil PCR negatif. Hal ini menurutnya sangat positif karena dapat mempermudah untuk melacak sejak awal apabila ada pekerja yang terinfeksi virus COVID-19. “Sejak adanya pandemi, kami juga wajib menjaga jarak satu sama lain, banyak juga kegiatan yang harus kita adaptasikan pelaksanaannya agar semuanya berjalan sesuai protokol COVID-19,” kata Reza.
Meski demikian, Reza selalu bersikap optimistis. Dia selalu berharap PHM ke depannya bisa terus menghasilkan new discovery, sehingga banyak program pengeboran yang dapat dilakukan. Ia juga merasa sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari WK Mahakam. “Pada dasarnya, Mahakam is a great place to learn. Saya beruntung sekali dapat bekerja di sini,” katanya.
Andre Sitorus sudah dari kecil bercita-cita ingin bekerja di perusahaan pengeboran migas. Ia mewujudkan mimpinya pada tahun 2010 dengan melamar kerja di WK Mahakam dan diterima sebagai Consultant Night Company Man di Rig Hibiscus.
Setelah menunjukkan kemampuannya, akhirnya Andre diberi kesempatan untuk menjadi pegawai tetap pada tahun 2012. Beberapa tahap proses seleksi diikutinya, diantaranya proses wawancara yang dilakukan di kantor Jakarta maupun di Balikpapan, presentasi technical paper di depan Drilling Manager, VP (Vice President), dan di depan seorang EVP (Executive Vice President) WK Mahakam pada masa itu.
Setelah itu, Andre sempat beberapa kali pindah tugas ke beberapa rig, dari Rig Hibiscus, Rig Yani, Rig Soehanah, Rig CS1, Rig Ocean Monarch (Mentawai Exploration), hingga sekarang bertugas di Rig Hakuryu-14. Ia juga pernah mendapat kesempatan bekerja untuk Well Intervention di Barge OFS-1, LCT Nesitor, dan LCT Julia Segara.
Saat eksplorasi Mentawai dengan Rig Ocean Monarch, Andre bekerja sebagai Company Man yang harus mensupervisi operasi pengeboran, dimana rig crew pengeboran tersebut sebagian besar merupakan pekerja berkewarganegaraan Amerika Serikat, dan banyak juga yang mantan militer. Tantangan yang ia hadapi selama melakukan pekerjaan ini adalah saat adanya perbedaan pendapat mengenai kegiatan operasi pengeboran.
“Cara komunikasi saya benar-benar diuji agar bisa mengarahkan tim untuk melakukan operasi pengeboran sesuai dengan SOP (Standard Operation Procedure) yang dimiliki perusahaan,” ujar Andre.
Saat ini Andre bertugas sebagai Company Man di Rig Hakuryu. Melakukan supervisi pada proses pengeboran (well intervention) agar sesuai dengan program dan tetap mematuhi semua company rule. Memastikan pekerjaan non-drilling pada sumur sumur lain yang terdapat di satu platform (SIMOPS) dapat dilakukan dengan aman, merupakan kegiatan rutin Andre sehari-harinya.
Tetapi interaksi dengan pekerja lain di waktu senggang juga sering dia lakukan. Hal ini untuk menjaga hubungan baik sehingga bisa meningkatkan suasana bekerja yang harmonis di rig. “Kadang saya juga suka jalan santai di helipad sekaligus untuk berolahraga. Tentunya di masa pandemi ini semua harus saya lakukan dengan protokol yang baik dan sesuai aturan HSE,” ujar Andre.
Dengan kondisi pandemi seperti yang terjadi saat ini merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi Andre dan rekan pekerja rig yang lain, seperti berusaha tetap mempertahankan motivasi dan fokus saat bekerja. Hal yang paling berubah setelah pandemi adalah interaksi sosial antar pekerja di saat senggang menjadi sangat berkurang.
“Sebelum pandemi, kalau dapat berita salah satu keluarga kurang sehat, kita masih tenang. Mungkin mikirnya flu biasa, nanti juga sembuh. Sekarang kalau mendengar keluarga ada yang tidak fit, pikiran saya langsung mengarah ke penularan COVID-19,” ungkap Andre.
Kegiatan yang dilakukan Andre ketika off-duty kurang lebih sama dengan yang dilakukan pekerja lapangan lain di PHM seperti antar jemput anak sekolah dan jalan-jalan bersama keluarga saat weekend. “Namun setelah adanya pandemi kami lebih banyak di rumah. Sebelum pandemi, saya suka menonton secara langsung ajang olahraga seperti Asian Games, Badminton Indonesia Open, AFF Cup, dan Sea Games,” terang Andre.
Andre berharap agar WK Mahakam mampu mempertahankan produksi dengan biaya yang seekonomis mungkin agar bisa memberikan keuntungan bagi PHM. Ia juga berharap agar masa pandemi ini bisa segera berakhir.
DOWNLOAD