UNJUK GIGI | Bapor Badminton: Olah Raga Merakyat, Banjir Peminat

  August 07, 2024
UNJUK GIGI | Bapor Badminton: Olah Raga Merakyat, Banjir Peminat

  August 07, 2024

Keberadaan Bapor di bidang olah raga maupun seni diharapkan dapat menjadi wadah untuk menerapkan pola hidup sehat, mempererat kolaborasi Perwira, hingga pada akhirnya meningkatkan produktivitas perusahaan. Kali ini, Energia Kalimantan berkesempatan mewawancarai Bapor Badminton di PHI-Regional 3 Kalimantan, yuk kita simak!


 

Siapa yang tidak tahu badminton? Olah raga ini menjadi salah satu favorit masyarakat Indonesia. Bahkan survei dari Nielsen Sports pada tahun 2020 menyebutkan bahwa olah raga ini paling populer di Indonesia, mengalahkan sepak bola. Begitu juga dengan di PHI-Regional 3 Kalimantan, Perwira memiliki antusiasme yang cukup tinggi pada olah raga badminton. Antusiasme ini mendorong Perwira untuk aktif bergabung dalam Bapor Badminton.

 

Badminton ternyata juga memiliki value tersendiri bagi pemainnya. Kira-kira apa saja value yang didapatkan oleh Nuchan (Sr. Analyst Organization Capability Regional 3), Roni Herdiyanto (Sr. GGR Subsurface Development Zona 8), Puja Adinda (GGR Subsurface Development Zona 9), dan Sutrisno (Asst. Manager Prod Assurance & Laboratory Zona 10) sebagai Ketua Bapor Badminton di PHI-Regional 3 Kalimantan?

 

Bapor Badminton menurut Nuchan adalah wadah aktualisasi diri, komunikasi dan hobi yang sama untuk meningkatkan kesehatan serta produktivitas Perwira. “Ketika Perwira lebih produktif, tentunya dapat berimplikasi pada kinerja Perusahaan yang lebih baik,” tambahnya. Nuchan juga menyebutkan bahwa Bapor juga dapat bermanfaat dalam meningkatkan bonding antar Perwira. “Ikatan sosial dikalangan Perwira juga dapat semakin kuat berkat adanya kegiatan Bapor,” ungkapnya.

 

Keikutsertaan Nuchan sebagai pengurus Bapor Badminton berawal dari kesukaannya berolah raga badminton. Sebagai Ketua Bapor Badminton PHI Periode 2024-2025, Nuchan memiliki dan mengatur beberapa program. Di antaranya adalah aktif menyusun rencana kerja kegiatan pembinaan olah raga, melaksanakan kegiatan secara efektif dan terprogram, serta menunjang pengembangan citra perusahaan melalui olah raga, membentuk kepengurusan lengkap klub, serta melakukan talent scouting. Program tahunan yang dijalankan antara lain meliputi latihan rutin, dan keikutsertaan kompetisi di lingkup internal Pertamina dan juga eksternal.

 

Nuchan memiliki kecintaan tersendiri terhadap badminton. Dari badminton, Nuchan mendapatkan motivasi filosofis, salah satunya adalah mengetahui memahami apa saja kemampuan dan keterbatasan kita. Ia menyampaikan bahwa dalam permainan badminton, kita harus terus berusaha menepuk balik shuttlecock. Pada momen tertentu, kita tidak dapat menggapainya, sehingga kita hanya bisa pasrah shuttlecock tersebut jatuh di arena kita.

 

 

“Demikian pula dengan hidup, manusia tentunya memiliki keterbatasan dan tidak semua keinginan kita bisa digapai. Sama halnya ketika kita punya keinginan kuat untuk menggapai shuttlecock tersebut, namun jika ternyata tidak mampu menggapainya, yaa let it go.” terangnya.

 

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa seorang pemain badminton haruslah memiliki rasa yakin dan percaya diri. “Dengan rasa percaya diri yang bagus, tentunya setiap gerakan dapat dilakukan sebaik mungkin. Realitanya dalam kehidupan, kepercayaan diri ini akan mendorong kita untuk berlaku sebaik mungkin dengan seluruh kemampuan yang kita miliki,” tambahnya.

 

 

Saat ini, kegiatan Bapor Badminton Zona 8 tidak hanya memanfaatkan lapangan yang ada di luar kantor, namun juga yang tersedia di Club House PHM. Sebelum adanya lapangan di aula Club House, Perwira Zona 8 rutin berlatih dengan menyewa lapangan di luar kantor.

 

Pandemi Covid-19, kata Roni, berdampak cukup banyak terhadap Bapor Badminton. Selain vakum selama beberapa tahun karena kebijakan pandemi Perusahaan, pola latihan pun menjadi berubah. Sebelum pandemi antara Perwira berprestasi dan pemula bisa guyub latihan bersama di 4 lapangan, kini hanya bisa berfokus di satu lapangan. “Saat ini, yang bisa kami provide adalah latihan tiap Sabtu pagi untuk para Perwira yang beprestasi, sedangkan untuk yang lainnya seringkali berlatih di lapangan sewa tersendiri atau di Club House,” terangnya.

 

Berbicara tentang Perwira pemain badminton yang memiliki prestasi, Roni menyampaikan bahwa ada 1-2 orang yang pernah berkompetisi hingga tingkat nasional yaitu di Sirkuit Bulu Tangkis Nasional (Sirnas). Di Bapor Badminton Zona 8 sendiri, terdapat 12 Perwira atau 6 tim ganda yang masuk ke dalam level berprestasi, sehingga mereka secara rutin berlatih. Roni mengungkapkan tim Bapor Badminton Zona 8 juga cukup berprestasi di turnamen seperti Migas Cup Kalsul, maupun yang diselenggarakan oleh Subholding Upstream hingga Pertamina (Persero). “Bahkan dari 10 kali Migas Cup, 5 kali kami meraih medali, sekali menjadi juara” ungkap Roni dengan bangga.

 

 

Tantangan yang dihadapi oleh Roni dalam menggawangi Bapor Badminton di Zona 8 tentu tidak sedikit. Mengakomodasi Perwira yang tersebar di beberapa  lapangan mengharuskan ia untuk berkoordinasi dengan perwakilan Ketua Bapor Badminton di masing-masing field. 

 

Dalam perjalanan di Bapor Badminton, Roni menuturkan bahwa awal mula ia bergabung di Bapor Badminton, tepatnya pada tahun 2007, gap antara pemain yang prestasi dan pemula terlihat nyata. Lambat laun kolaborasi antar pemain tanpa memandang kemampuan pun terjadi. “Saat kami menjuarai Migas Cup tahun 2015, disitulah saya merasakan bahwa ada kekuatan tersendiri ketika kita mampu berkolaborasi menciptakan kebersamaan tanpa membedakan kemampuan, ” sambung Roni. Terakhir, ia juga menyoroti perbedaan pengelolaan safety ketika Roni berlatih bersama Bapor Badminton Zona 8 dengan di luar. “Karena kami bekerja di oil and gas, kami mengedepankan juga safety dalam kegiatan badminton Zona 8,” tutupnya.

 

Saat awal bergabung di PHSS dan berkantor di Balikpapan, Puja menuturkan bahwa saat itu terdapat satu lapangan badminton milik Pertamina EP Asset 5. Seiring berjalannya waktu, Perwira yang minat terhadap badminton meningkat bahkan pernah sampai menumpuk atau mengantri. Sehingga, pada rentang waktu 2021 s.d. 2022, perusahaan menambah satu lapangan lagi yang dapat digunakan untuk berlatih bagi Perwira Zona 9.

 

Seperti di Zona 8, masing-masing lapangan Zona 9 juga memiliki koordinator atau ketua Bapor Badminton masing-masing. Puja menuturkan bahwa pada saat terdapat turnamen, mereka saling berkoordinasi untuk melakukan seleksi Perwira yang akan turut serta mewakili Zona 9. Kemudian para Perwira lapangan yang ditunjuk untuk mengikuti turnamen akan diundang untuk latihan bersama di Kantor Pusat Zona 9 selama beberapa hari.

 

Di sinilah yang kadang justru menjadi tantangan bagi Bapor Badminton 
Zona 9. Puja menuturkan bahwa kesempatan untuk berlatih bersama dengan lapangan ini hanya dapat terjadi maksimal 3 kali dalam setahun. Baginya, waktu ini terbilang sedikit dan terkadang berdampak terhadap harmonisasi pemain jika harus dipasangkan satu sama lain. Kendati demikian, Puja tetap bersemangat dan optimis bahwa tantangan ini dapat diselesaikan bersama.

 

 

Berbeda dengan Bapor Badminton lainnya, Puja mengutarakan bahwa di Zona 9 tidak ada waktu khusus untuk latihan. “Di Zona 9, kami sendiri tidak menyebut sebagai latihan rutin, tapi lebih ke main bareng. Pesertanya pun beragam, ada yang sudah berprestasi maupun pemula,” jelasnya. Meski demikian, ketika akan menghadapi turnamen, Puja dan tim akan menyediakan waktu khusus untuk berlatih.

 

Salah satu pelajaran berharga yang dapat Puja ambil dari permainan badminton adalah harmonis dan kolaboratif. Menurutnya, tidak selalu pemain yang berkemampuan tinggi atau agresif dipasangkan dengan yang setaraf, hasilnya akan selalu baik. Dalam realita kehidupan apalagi pekerjaan tim, perlu kolaborasi yang harmonis antara Perwira yang jago teknis, strategis, dan Perwira yang menguasai administratif, untuk hasil yang terbaik. Di akhir wawancaranya, Roni berpesan agar Perwira dapat selalu menyempatkan diri untuk berolah raga, minimal setengah jam sehari.

 

Visi Bapor Badminton Zona 10, menurut Inok, utamanya adalah memberikan wadah bagi Perwira yang memiliki minat dan bakat dalam olah raga badminton. Tujuannya, tidak lain adalah untuk mendukung program perusahaan dalam menerapkan pola hidup sehat bagi Perwira, sehingga mampu bekerja secara sehat dan bugar. Adapun prestasi dalam turnamen, baginya merupakan bonus. “Kami tidak berorientasi pada prestasi, utamanya adalah kami menyediakan rutinitas kegiatan yang membuat kesehatan dan kebugaran Perwira tetap terjaga,” ungkap inok. Hal tersebut juga menjadi motivasi besar baginya dalam mengelola Bapor Badminton di Zona 10.

 

Inok juga menyampaikan bahwa extended vision daripada Bapor Badminton di Zona 10 adalah sebagai wadah kolaborasi dan sinergi baik antar Perwira maupun dengan perusahaan lain. “Tujuan dari kolaborasi dan sinergi dengan perusahaan lain adalah untuk mengembangkan olah raga badminton, terutama di Kalimantan,” tambahnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bapor Badminton Zona 10 berusaha selalu berpartisipasi secara aktif dalam berbagai turnamen atau kegiatan terkait olah raga badminton.

 

Tantangan terbesar dari Bapor Badminton Zona 10, tidak berbeda dengan zona lainnya, yaitu terkait anggaran. Kendati setiap hari hampir selalu ada Perwira Zona 10 yang bermain badminton, Inok menuturkan bahwa kebutuhan permainan disediakan sendiri oleh para pemain. Dukungan Bapor Badminton untuk Perwira yang ingin bermain badminton antara lain adalah berkoodinasi dengan Fungsi General Services (GS) terkait izin penggunaan lapangan serta scheduling agar tidak terjadi penumpukan pemain di satu waktu..

 

Pola latihan Bapor Badminton Zona 10 selama ini mengandalkan kemampuan Perwira yang merupakan pemain senior mumpuni untuk menjadi pelatih. Sedangkan lokasi latihan selama ini diselenggarakan di Pasir Ridge. “Lapangan kami buka setiap hari agar Perwira bisa bermain atau berlatih, namun kami ada hari khusus yaitu Rabu sore untuk menjaring Perwira yang berpotensi ikut turnamen,” jelas Inok. Ia menambahkan bahwa jika di Zona 10, justru pemain perempuanlah yang sudah sering menorehkan prestasi. Tercatat, pemain ganda putri perwakilan Zona 10 beberapa kali masuk ke peringkat 3 besar di turnamen berbeda. Padahal, mereka bukan merupakan lulusan pendidikan dan pelatihan (diklat) profesional, namun hanya belajar secara otodidak.

 

Menurut Inok, dalam permainan badminton, terutama partai ganda atau tim, hal terpenting adalah trust. Kepercayaan kepada rekan satu tim tersebut juga didorong dengan sikap kolaboratif yang baik. Inok juga terus berusaha menerapkan hal tersebut ketika bekerja dalam tim.

 

Hal terpenting lainnya yang menjadi concern Inok terkait badminton adalah pentingnya safety. Bapor Badminton Zona 10 selalu berusaha memastikan Perwira yang bermain atau berlatih badminton sudah memiliki rekam medis yang fit to work. Jika ada Perwira yang masih harus melakukan follow up Medical Check Up (MCU) tidak diperbolehkan ikut berolah raga terlebih dahulu.

 

Selain itu, latihan yang dilakukan oleh Perwira biasanya dilakukan secara beramai-ramai, artinya jika ada kejadian dapat langsung dibantu oleh pemain lainnya. Terakhir, lokasi Pasir Ridge masih berada dalam jangkauan medical, sehingga ketika ada kejadian rekan-rekan medis yang standby bisa segera ke lapangan, kecuali dalam case tertentu.

 

 

DOWNLOAD