LIPUTAN UTAMA 4 | Menjunjung Tinggi Integritas dan Profesionalisme dalam Bekerja
August 06, 2024
LIPUTAN UTAMA 4 | Menjunjung Tinggi Integritas dan Profesionalisme dalam Bekerja
August 06, 2024
Meidawati mulai bergabung di Pertamina TMT 09 September 1989, melalui jalur Bimbingan Profesi Sarjana Teknik Eksplorasi Produksi (BPST-EP) Angkatan I. Dari 169 orang ada 7 (tujuh) perempuan salah satunya Meidawati. Atik, demikian sapaan akrabnya, memiliki beberapa hobi yang cukup unik. Perempuan yang pernah mengenyam pendidikan Teknik Pertambangan di Universitas Sriwijaya ini dengan senang hati menceritakan semangat dan motivasinya dalam berkarir di Pertamina kepada Energia Kalimantan. Kira-kira, apa saja inspirasi dari kisah perempuan pertama yang menjabat sebagai Komisaris Utama PHI ini?
Apa hobi favorit Ibu?
Saya memiliki beberapa hobi, diantaranya gemar mengoleksi prangko (filateli) sejak kelas 4 SD hingga saat ini. Disela-sela kesibukan atau aktivitas pekerjaan, saya menyempatkan diri untuk bertemu dengan sesama filatelis dan juga datang ke pameran prangko internasional. Saat ini, saya telah mengoleksi ratusan prangko baik dari dalam maupun luar negeri yang diperoleh dengan menyisihkan uang jajan sekolah, bertukar dengan sesama kolektor, maupun yang dibeli dari pameran prangko internasional. Koleksi prangko tertua yang saya miliki berasal dari tahun 1955. Dari sebuah prangko, kita bisa belajar banyak hal, baik tokoh nasional maupun internasional, sejarah, adat, budaya, kesenian, hingga beragam tempat di dunia. Selain itu, saya memiliki koleksi uang kertas kuno, yang tertua berasal dari tahun 1946.
Saya juga memiliki hobi mengoleksi berbagai jenis kain, seperti batik, songket dan tenun. Koleksi yang saya miliki juga berasal dari beragam tahun, baik yang lawas maupun baru. Hobi saya ini diturunkan dari almarhumah ibunda saya. Hingga kini, ketika saya melaksanakan perjalanan ke suatu daerah seringkali saya menyempatkan diri untuk membeli kain asal daerah tersebut. Kain-kain koleksi pemberian Ibu saya yang berusia lebih dari 50 tahun, masih terawat dan saya pakai. Ada kepuasan tersendiri bagi saya ketika mendapatkan kain dengan berbagai corak dan warna.
Selain mengoleksi kain, saya juga tertarik dengan barang keramik antik seperti guci, piring antik dan sejenisnya. Saya menyukai warna-warna yang tertuang di atas guci, corak khasnya dan juga sejarahnya. Hobi mengoleksi guci ini dimulai sejak saya bekerja di Pertamina (lapangan Prabumulih). Koleksi guci saya selain milik sendiri juga ada warisan dari nenek. Hobi baru yang saya tekuni sekarang adalah mengoleksi tanaman khususnya bunga anggrek. Koleksi saya terdiri dari anggrek jenis bulan, catelya dan denrobium. Jenis anggrek denrobium adalah jenis anggrek yang mudah merawatnya.
Apa saja motto hidup Ibu, yang mungkin dapat diterapkan oleh Perwira PHI?
Menurut saya, yang utama dan penting adalah integritas dan profesionalisme. Kedua poin tersebut harus dipupuk sejak dini dan merupakan sesuatu yang tidak bisa dibuat-buat. Dari pengalaman hidup saya, ada beberapa kejadian yang merupakan buah dari integritas yang saya terapkan, bahkan dari hal kecil pun. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh manajemen dan Perwira untuk menerapkan kedua karakter ini.
Selanjutnya berikan yang terbaik untuk Perusahaan, jangan pernah lelah untuk belajar. Belajar di sini bisa dari manapun, melalui bacaan maupun sharing dengan sesama. Bila ada kesempatan mengikuti pelatihan, assessment test, fit and proper test, kesempatan itu jangan pernah disia-siakan, karena kesempatan tersebut datangnya hanya sekali sehingga kita harus berikan yang terbaik. Terakhir, kita harus selalu merasa bersyukur. Pandemi Covid-19 mengajarkan banyak hal kepada kita, dimana kesehatan dan keselamatan menjadi hal yang sangat berharga dibandingkan materi. Selalu ingat bahwa keberkahan rezeki itu akan berimplikasi terhadap hidup kita, baik dalam keluarga, pekerjaan dan bermasyarakat.
Sebagai tambahan, ada salah satu quotes dari Albert Schweitzer yang saya sukai yaitu, “Success is not the key to happiness. Happiness is the key to success. If you love what you are doing, you will be successful.”
Berbicara terkait motto berikan yang terbaik, bagaimana cara Ibu menata hati agar sebuah kebaikan tidak dimaknai sebagai sesuatu yang transaksional?
Saya selalu berpikir ketika berbuat kebaikan saya tidak pernah mengharapkan balasan atas kebaikan tersebut. Balasan kebaikan juga dapat berupa rezeki yang banyak macamnya, seperti kesehatan, keharmonisan, dan lainnya. Itulah yang senantiasa saya terapkan kepada diri dan keluarga terutama kepada kedua anak saya.
Siapakah tokoh yang menjadi inspirasi bagi Ibu?
Ketika berbicara mengenai tokoh inspiratif, saya memilih orang terdekat yaitu ibu saya sendiri. Mengapa ibu saya? Karena beliau seorang ibu rumah tangga namun bisa mendidik dan membesarkan ketujuh anaknya selama 20 tahun setelah ayah saya meninggal. Kedua orang tua saya mendidik kami sampai di ke titik kesuksesan kami masing-masing. Mereka selalu mendidik dan mengajarkan kami prinsip-prinsip yang berguna dalam menjalankan kehidupan.
Ada beberapa pesan prinsip dari kedua orang tua saya yang disampaikan kepada anak-anaknya, salah satunya adalah kami tidak boleh meninggalkan ibadah dan nilai-nilai etika dan sopan santun, terutama kepada saya yang bekerja di dunia migas yang didominasi oleh pekerja laki-laki.
Hal yang terpenting dalam hidup saya adalah doa dari kedua orang tua saya. Saya merasakan sendiri hasil dari kekuatan doa mereka ada banyak keberkahan di sana. Saya berpesan kepada Perwira yang masih memiliki orang tua, berbakti dan muliakanlah mereka. Selalu percaya bahwa keberhasilan seseorang itu tidak serta merta karena dirinya sendiri, ada banyak faktor lain yang berpengaruh, terutama doa orang tua, dukungan dari keluarga dan buah dari kebaikan yang kita lakukan.
Di akhir hayatnya, ibu saya mengajarkan bagaimana makna dari berbagi. Dengan konsep berbagi inilah kita dapat menolong sesama. Semasa hidupnya ibu saya berpesan agar ketika ia meninggal, organ-organ tubuhnya yang masih bermanfaat dapat disumbangkan kepada orang yang membutuhkan. Akhirnya kami bisa mewujudkan keinginan ibu kami.
Apa saja hal yang dapat memberikan semangat bagi Ibu dalam menjalani keseharian, terutama saat berperan sebagai Komisaris Utama PHI?
Saya telah menjalani karier di dunia migas selama 30 tahun bersama Pertamina. Setelah pensiun selama 3 tahun, saya kembali lagi ke dunia migas menjadi Komisaris Utama di PHI yang memberikan semangat tersendiri. Lapangan-lapangan di PHI merupakan lapangan yang challenging dan mature, sehingga saya selalu tertantang untuk mengetahui atau belajar sesuatu yang baru terutama terkait dengan pekerjaan. Misalnya, masalah apa yang bisa kita selesaikan bersama. Saya juga selalu bersemangat melihat kinerja manajemen dan Perwira PHI dalam berupaya mencapai target Perusahaan. Selain itu, saya mendapatkan banyak teman baru, suasana baru dan tim Dewan Komisaris yang profesional di bidangnya masing-masing yang relatif muda. Perbedaan usia 18 tahun dengan saya, tidak menjadi halangan kami untuk berkolaborasi.
Kembali lagi, saya bukan superwoman, tentu saya membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak mulai dari Pekerja, Dewan Komisaris, Komite dan jajaran manajemen. Marilah kita bekerja bersama-sama dalam satu tim yang solid serta berdoa terus menerus kepada Allah SWT, Insya Allah akan membawa keberhasilan dan keberkahan untuk PHI.