LIPUTAN UTAMA 3 | Utamakan Keselamatan, Jangan Terkotak-kotak, dan Berikan yang Terbaik
August 06, 2024
LIPUTAN UTAMA 3 | Utamakan Keselamatan, Jangan Terkotak-kotak, dan Berikan yang Terbaik
August 06, 2024
Sejak 24 Januari 2024, Meidawati dikukuhkan menjadi Komisaris Utama PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI). Meidawati menggantikan Adriansyah yang sebelumnya menjabat di posisi Komisaris Utama. Secara eksklusif, redaksi Energia Kalimantan berkesempatan untuk mewawancarai dan mengenal lebih dekat sosok Meidawati.
Sebagai Komisaris Utama, bagaimana Ibu melihat kondisi PHI-Regional 3 Kalimantan secara keseluruhan saat ini
Menurut pendapat saya lapangan-lapangan di wilayah kerja PHI-Regional 3 Kalimantan sudah mature. Berada dalam kondisi seperti ini, memerlukan effort yang besar untuk mencapai target yang ditetapkan, terutama target RKAP. Namun setelah menjabat sebagai Komisaris Utama selama beberapa bulan (Februari dan Maret 2024), saya melihat bahwa pencapaian produksi minyak kita berada di atas target (bulanan) dan cenderung mengalami kenaikan. Hal ini saya maknai sebagai sebuah upaya yang maksimal dari manajemen dan Perwira PHI-Regional 3 Kalimantan dalam berupaya mencapai target yang telah ditetapkan.
Menurut pengamatan Ibu, apa saja kekuatan yang dimiliki oleh PHI-Regional 3 Kalimantan?
Menurut saya, PHI-Regional 3 Kalimantan memiliki beberapa strength. Pertama adalah kita memiliki pengetahuan yang mumpuni dalam pengelolaan lapangan, baik onshore maupun offshore. Talenta-talenta kita saat ini, telah memiliki modal pengalaman dalam mengelola lapangan yang ada. Artinya, kita memiliki modal kemampuan pengelolaan yang menjadi kekuatan bagi PHI-Regional 3 Kalimantan. Bahkan, kita selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk Pertamina. Kendati demikian, kita masih memerlukan banyak teknologi baru dan inovasi dalam mengelola lapangan yang sudah mature ini.
Kedua adalah semangat dan sikap pantang menyerah yang dimiliki oleh Perwira PHI-Regional 3 Kalimantan dalam mengelola lapangan mature. Semangat ini menjadi bekal sekaligus modal yang kuat bagi kita.
Dari kaca mata Dewan Komisaris, apa saja tantangan yang saat ini dihadapi oleh PHI-Regional 3 Kalimantan selain kondisi lapangan mature?
Selain tantangan lapangan yang mature, saya melihat masih ada tantangan berupa biaya-biaya yang perlu kita optimalkan. Karena bagaimanapun juga, dalam sebuah pekerjaan itu harus mempertimbangkan 2 (dua) faktor, yaitu dari segi teknis dan ekonomi. Jadi, apabila dari segi teknisnya bagus tetapi tidak ekonomis, perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan karena berdampak membebani biaya atau tidak ekonomis. Tentu saja, kita harus menyadari bahwa kita bekerja untuk mencari laba sebesar-besarnya. Namun yang terpenting bagaimana kita mampu meningkatkan produksi dengan biaya optimal. Saya rasa hal inilah yang perlu dipahami oleh seluruh insan PHI-Regional 3 Kalimantan.
Menurut Ibu, bagaimana sikap atau kebiasaan yang perlu diterapkan oleh PHI-Regional 3 Kalimantan dalam upaya mendukung cost efficiency Perusahaan?
Pertama kita berbicara dari segi teknis terlebih dahulu, misalnya dalam pengeboran. Kita tahu bahwa biaya pengeboran itu sangat mahal. Kita bisa melakukan renegosiasi dan eveluasi ulang terkait pemanfaatan peralatan-peralatan pengeboran. Selain itu, kita harus bisa lebih jeli lagi dalam melihat mana saja biaya yang mampu kita optimalkan. Optimal di sini bukan berarti kita potong kegiatannya, akan tetapi apa yang dapat kita efisienkan. Misalnya, kita akan melakukan perforasi di suatu sumur, rencana awalnya kita akan menggunakan tiga perforasi. Kemudian dari hasil evaluasi ulang, mungkin cukup dua atau bahkan satu perforasi. Dalam hal ini, kita harus mampu melihat mana opsi yang terbaik. Inilah pentingnya kita melakukan re-evaluasi secara terus menerus.
Kedua, dari pembinaan. Saya mengambil contoh dalam hal kursus atau pelatihan. Dalam pelaksanaan pelatihan tertentu dengan tema yang sama, kita dapat mulai mencoba untuk berkolaborasi dengan Subholding Upstream atau inhouse training. Opsi lainnya adalah melakukan knowledge sharing dari sesama Perwira yang hasil assesment-nya terbaik di bidangnya dan memiliki kompetensi mengajar, jadikan Perwira tersebut sebagai mentor. Selain itu, saya melihat kita memiliki banyak inovasi Continous Improvement Program (CIP) yang bagus dan sudah dipatenkan, menurut saya itu bisa kita pakai. Tidak harus selalu mendatangkan orang dari luar.
Upaya-upaya PHI-Regional 3 Kalimantan dalam cost efficiency juga telah mendapatkan apresiasi dalam program OPTIMUS. Artinya, selama ini kita sudah berusaha melakukan yang terbaik terkait hal ini. Pada intinya, ada 3 (tiga) hal yang tidak boleh dikurangi. Pertama adalah pelaksanaan HSSE, kedua adalah pembinaan dan yang ketiga adalah kesejahteraan. Tetapi, kita tetap harus bijak dalam pengelolaan biaya.
Berdasarkan pengalaman Ibu, bagaimana cara menumbuhkan budaya inovatif bagi Perwira?
Menumbuhkan sikap inovatif bisa kita terapkan di setiap posisi, kita sebagai mentor atau atasan untuk level tertentu, dapat mengajak Perwira muda untuk berpikir kreatif. Caranya yaitu dengan memberikan keleluasaan, tetapi tetap mengarahkan sesuai dengan proses dan aturan yang berlaku. Pada dasarnya saya senang dengan generasi muda sekarang, mereka dapat menemukan ide-ide yang sebelumnya tidak terpikirkan. Perwira sendiri harus bisa mengeluarkan potensi dan kreativitasnya. Namun, saya melihat beberapa generasi muda ingin semua serba cepat dan instan, bahkan mereka melewatkan prosesnya. Nah, disinilah peran atasan atau mentor untuk membimbing mereka agar sesuai dengan proses dan aturan yang berlaku.
Kita sebagai mentor atau manajemen sudah semestinya berusaha menumbuhkan iklim diskusi yang terbuka dalam menyelesaikan pekerjaan. Misalnya, kita diskusi terkait upaya-upaya optimalisasi yang perlu dilakukan. Sebagai manajemen, kita juga harus memiliki listening skill yang baik, berkeinginan untuk terus belajar dari siapapun. Tidak ada seorang pun yang mengetahui segalanya, oleh karena itu kita bisa saling belajar satu sama lain. Sebagai manajemen kita juga harus mampu berkolaborasi dengan tim untuk mencapai tujuan Perusahaan.
Pengalaman ketika menjadi Vice President di PT Pertamina Hulu Energi (PHE), saya seringkali mengajak diskusi terkait banyaknya aset PHE yang dimiliki. Beberapa aset mempunyai kesamaan dalam skema pengelolaan dan saling yang berdekatan lokasinya, sehingga timbul pemikiran aset-aset yang berdekatan cukup dipimpin oleh satu orang General Manager dan pengelolaan secara clustering.
Bagaimana harapan dan visi Ibu, terkait kebermanfaatan Perusahaan bagi masyarakat, seperti program-program TJSL PHI-Regional 3 Kalimantan yang selama ini sudah kita lakukan?
Keberadaan kegiatan operasional PHI-Regional 3 Kalimantan dalam menemukan cadangan dan memproduksikan migas yang selalu mengedepankan HSSE akan membawa dampak pada peningkatan kesejahteraan, kemajuan masyarakat sekitar, serta kelestarian lingkungan. Hal ini sejalan dengan UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3 yang berbunyi bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Oleh karena itu, PHI-Regional 3 Kalimantan sebagai Perusahaan tentu tidak lepas dari lingkungan masyarakat sekitar, sehingga kita harus memperhatikan mereka. Saya melihat program-program TJSL di PHI-Regional 3 Kalimantan sudah cukup baik dan memiliki jenis program yang banyak di berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, serta kelestarian lingkungan. Kita juga sering kali menjadi garda terdepan ketika terjadi bencana alam di sekitar wilayah operasi. Pelatihan-pelatihan yang kita buat untuk masyarakat menurut saya sangat baik, sebagai bentuk dukungan kita terhadap program Pemerintah dalam mencerdaskan bangsa.
Saya mengapresiasi produk-produk mitra binaan yang kita miliki. Selain packaging-nya bagus, bersih dan ada pesan-pesan yang ditampilkan dalam kemasan, antara lain pencantuman kontak; terdapat tata cara how to eat; dan pengajaran etika seperti berdoa sebelum makan, makan menggunakan tangan kanan, buang sampah pada tempatnya, termasuk pesan komersialnya “Kalau sudah habis, pesan lagi”. Jadi dalam satu kemasan terdapat pesan HSSE, komersial dan ajaran kebaikan.
Apa pesan utama yang ingin Ibu sampaikan kepada Perwira PHI-Regional 3 Kalimantan?
Ada tiga pesan utama yang dapat saya sampaikan. Pertama, utamakan HSSE. Kita harus menempatkan keselamatan, keamanan dan kesehatan, sebagai aspek terpenting sebagai landasan utama dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan operasi dan bisnis Perusahaan. Kita harus meyakini bahwa kinerja HSSE yang unggul akan mendukung keberhasilan dan keberlanjutan operasi, serta bisnis migas Perusahaan.
Kedua, jangan terkotak-kotak, kita adalah One Pertamina Group walaupun berbeda entitas. Karena menurut saya, dalam bekerja itu kita ada 3 (tiga) poin utama yaitu koordinasi, komunikasi dan trust. Ketiga poin tersebut membangun suatu kesatuan yang solid. Terakhir, adalah berikan yang terbaik untuk Perusahaan. Bekerjalah secara fokus, jangan ada conflict of interest, serta GCG harus tetap diterapkan.