FOKUS KESELAMATAN | MWT Sarana untuk Berdialog Soal HSSE
October 28, 2021
FOKUS KESELAMATAN | MWT Sarana untuk Berdialog Soal HSSE
October 28, 2021
Sebagai Perwira Regional 3 Kalimantan, tentunya kita sering mendengar adanya kegiatan Management Walkthrough (MWT), yakni ketika para pimpinan Perusahaan mengunjungi lapangan-lapangan guna menginspeksi dan memantau kondisi secara langsung (maupun virtual di saat pandemi COVID-19 ini) khususnya pada aspek HSSE dan operasional. Lantas, seberapa penting dan berdampaknya kegiatan MWT? Pada rubrik Fokus – Keselamatan edisi ini, Energia Kalimantan akan mengulas maksud dan tujuan MWT untuk diketahui Perwira Regional 3 Kalimantan.
Untuk memastikan agar aktivitas yang berbahaya dapat berlangsung dengan aman dan menghindari potensi risiko sebelum terjadinya insiden, maka segala kegiatan di lapangan perlu diinspeksi atau dipantau langsung secara berkala. Namun ada perbedaan antara inspeksi reguler dengan MWT. Inspeksi regular biasanya dilakukan oleh fungsi atau unit operasi setempat, sedangkan MWT dilakukan langsung oleh pimpinan Perusahaan, baik manajemen, direksi, atau pun komisaris guna mendukung keselamatan kerja di Perusahaan. MWT merupakan wujud komitmen pimpinan dan jajaran manajemen untuk meningkatkan kepedulian terhadap penerapan budaya HSSE di seluruh unit operasi.
MWT menjadi penting karena kinerja HSSE sangat terkait dengan kinerja keuangan Perusahaan, dan sudah terbukti, bila ada salah satu unit operasi gagal dalam pelaksanaan HSSE, maka dampak negatifnya akan dirasakan oleh seluruh Perusahaan. Dunia migas tidak akan lupa kasus ledakan rig pengeboran Deep Water Horizon di Teluk Meksiko pada tahun 2010, dimana sepuluh tahun setelah kejadian tersebut BP menanggung beban kerugian lebih dari 71 miliar dolar AS.
MWT pada umumnya dilakukan dengan metode Kunjungan dan Dialog Keselamatan Pertamina (KDKP), dimana pimpinan harus berdialog langsung dengan para pekerja. Hal ini dilakukan dengan keyakinan bahwa masukan dari pimpinan dapat mendorong motivasi pekerja dalam menerapkan standar HSSE, sedangkan usulan pekerja dapat menjadi prioritas pimpinan bagi perbaikan HSSE.
Sunarji, Senior Analyst Occupational Safety PT PHI, menjelaskan selama MWT para pimpinan dapat membuat observasi secara keseluruhan kondisi di lapangan mulai dari risk assessment, ijin kerja, dan berbagai hal teknis lainnya seperti: area confined space, kesesuaian standar HSSE yang digunakan para pekerja di lapangan. Selain itu, pimpinan juga harus berdialog secara mendalam terkait aspek HSSE dan operasional dengan para pimpinan dan pekerja di lapangan. “Diskusi terkait kegiatan di lapangan tersebut, kendala operasional maupun non-operasional yang dihadapi, menerima feedback dari pekerja serta memberikan arahan secara langsung. Sejauh ini KDKP terbukti dapat memberikan motivasi bagi pekerja di lapangan,” ungkap Sunarji.
Sejak April 2021, PT Pertamina Hulu Indonesia – Regional 3 Kalimantan telah menggelar kegiatan MWT sebanyak 5 kali. Obyektifnya di tahun 2021 MWT diadakan minimal empat kali untuk Direktur Utama, General Manager, dan Vice President, sedangkan untuk fungsi support sebanyak dua kali. “Rencananya hingga Desember masih akan ada dua MWT lagi,” kata Sunarji.
Benyamin Argoebie, Senior Manager HSSE PT PHI, mengatakan perlu dipahami bersama bahwa MWT merupakan bukti komitmen penerapan HSSE oleh para pimpinan Perusahaan dengan terjun langsung ke lapangan dan bertemu dengan Perwira. “Dengan melihat langsung, manajemen dapat langsung men-support apabila ada kendala dari mulai aspek HSSE hingga hal-hal logistik lainnya yang dapat mengganggu kinerja operasi,” katanya.
Dia juga berharap agar para Perwira menggunakan MWT sebagai kesempatan yang baik untuk memberikan masukan secara profesional langsung kepada pimpinan perusahaan. “Sampaikan secara terbuka dan konstruktif segala permasalahan di semua lini yang ada, apakah itu mengenai masalah fasilitas, sistem, dan segala hal lainnya, demi memperlancar pekerjaan sehari-hari,” pungkas Benyamin.
Andi Suhendra, HSSE Superintendent di lapangan North Processing Unit (NPU) PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM)– Zona 8 mengakui manfaat kegiatan MWT. “Saya bisa memberikan masukan secara langsung kepada manajemen dan direksi, hal itu menguatkan rasa bahwa kami mendapat support yang besar dari mereka,” katanya. Hal yang sama dirasakan Muhammad Arif Alfat, Senior Supervisor Well & Plant Operation di lapangan Samberah – Zona 9. “Beberapa aspirasi kami terkait fasilitas di Lapangan Samberah telah kami sampaikan pada saat MWT dan kami merasakan adanya perbaikan,” imbuh Arif.
MWT Komut PT Pertamina (Persero)
Tidak hanya di Regional 3 Kalimantan, PT Pertamina (Persero) pun menjalankan MWT. Pada 27 September 2021, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama beserta jajarannya mengunjungi Rig Tasha yang digunakan PHM untuk operasi pengeboran di WK Mahakam. Kunjungan tersebut merupakan objektif di luar dari MWT Regional 3 Kalimantan.
Pada kesempatan tersebut, Basuki berdialog dengan Perwira Zona 8 di Rig Tasha dan mendengarkan secara langsung aktivitas serta aspirasi dari segi operasional dan HSSE yang ada di rig tersebut. Pada kesempatan itu Basuki mengucapkan terima kasih atas dedikasi Perwira Zona 8 dan juga para kontraktor yang telah menjaga aspek HSSE hingga terciptakan Zero Tolerance pada penerapan HSSE dalam bekerja. ”Terima kasih telah mendedikasikan hidupnya di industri migas dan berdampak memperbaiki defisit anggaran berjalan di APBN. Semoga Tuhan YME senantiasa memberkati dan melindungi saudara dan keluarga kita semua,” pungkas Basuki.
Reza Fauzi, Company Man di Rig Tasha, merasa sangat terkesan dengan MWT oleh Komisaris Utama Pertamina dan jajaran direksi serta manajemen lainnya. ”Saya harap, MWT ini dapat dilakukan secara berkala sehingga hasil observasi di lapangan dapat dijadikan bahan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan di level pimpinan perusahaan, serta kerja keras para Perwira dapat dilihat secara langsung,” katanya.