SOSOK PERWIRA | Para Garda Terdepan Regional 3 Kalimantan

  April 06, 2022
SOSOK PERWIRA | Para Garda Terdepan Regional 3 Kalimantan

  April 06, 2022

 

Sebagai bagian dari Subholding Upstream Pertamina, kegiatan eksplorasi dan produksi dari minyak dan gas merupakan bagian krusial dari operasi bisnis yang dijalankan Regional 3 Kalimantan. Kolaborasi dari seluruh Perwira merupakan kunci keberhasilan dari Perusahaan. Meski demikian kita tidak bisa menampik, bahwa setiap pekerjaan memiliki tantangan, serta suka dan duka tersendiri. Tak terkecuali juga yang dialami oleh rekan-rekan Perwira garda terdepan di Regional 3 Kalimantan. Yuk, kita simak ceritanya!

 


 

 

Dalam sebuah industri migas yang sangat dominan dijalankan oleh pria, siapa sangka ternyata ada seorang wanita yang tidak kalah hebatnya dalam mengemban tugas yang diberikan oleh perusahaan kepadanya. Dia adalah Siti Aisyah, seorang Operator Process Plant wanita di lapangan Lawe-Lawe.

 

Memulai karir di industri migas sejak tahun 2004 di bawah naungan Unocal, Siti bertugas sebagai Operator di Attaka Offshore. Tahun 2005, Siti menjadi Operator Product Movement Santan Terminal dan lanjut berugas di Pasir Ridge pada tahun 2008 sebagai Operation Analyst. Pada tahun 2016, Siti kembali mendapat kesempatan kembali ke lapangan sebagai Operator Process Plant di Lapangan Lawe-Lawe.

 

Dunia migas sebenarnya bukanlah hal yang awam bagi Siti, hal ini karena ayahnya dahulu juga bekerja di salah satu operator migas di Balikpapan. Ketika itu Siti sering membaca majalah yang dibawakan oleh sang ayah mengenai industri minyak dan gas, hingga akhirnya Siti terinspirasi untuk benar-benar mendalami dan berkarir di industri ini, dan memutuskan untuk kuliah di Poltek Samarinda jurusan Teknik Kimia.

 

Banyak tantangan yang dihadapi dalam menjalani tugasnya, terlebih ketika menjadi satu-satunya wanita di lapangan tersebut. Namun tantangan tersebut tidak membuatnya ingin diperlakukan secara istimewa, tapi justru membuatnya lebih termotivasi untuk dapat memberikan performa dalam pekerjaannya yang setara dengan pria-pria yang ada di lapangan tersebut. Ada 2 shift yang di jalani selama on duty yaitu untuk shift siang dari pukul 6 pagi hingga 6 sore, dan shift malam yaitu dari pukul 6 sore hingga 6 pagi. Dalam situasi pandemi COVID-19, jadwal on duty menjadi setiap 3 minggu, hal ini membuat hubungan dengan sesama rekan kerja seperti keluarga.

 

Saat shift pagi, hari di mulai sejak pukul 05.45, yang diawali dengan persiapan ke control room, melakukan serah terima dari rekan dari shift malam, dan menjalankan pekerjaan antara lain melakukan ORD (Operator Routine Duties). Siti selanjutnya melakukan penerimaan PIG untuk membersihkan pipa dari cairan; melakukan penerimaan minyak dan gas dari Sepinggan, Yakin, dan  Seturian offshore platform; menjaga power generator untuk persediaan listrik di terminal; menjaga agar peralatan dapat beroperasi dengan baik; melakukan persiapan crude shipment lewat pipa transfer ke RU V Balikpapan. Siti juga bertanggung jawab sebagai Area Controller Safe Work Permit untuk memastikan kondisi aman sebelum melakukan pekerjaan di area process untuk tim lain.

 

Salah satu tugas Siti juga untuk menjaga kualitas produk akhir dari gas dan minyak agar selalu memenuhi ekspektasi dari pembeli. Siti pun menjelaskan bahwa hasil akhir dari produksi ada gas, minyak dan air buangan. “Kami melakukan persiapan untuk penjualan minyak dan menjaga proses produksi gas ke DHP (Dehydration Plant) RU V Balikpapan dan RU V Utility Lawe-Lawe ke DHP untuk pasokan gas kilang Balikpapan, dan sebagian lagi untuk jargas di PPU dan Balikpapan. Sementara untuk buangan kami pantau terus agar jangan sampai melewati ambang batas yang diperbolehkan, karena kalau ada minyak terbawa air buangan, akan mempengaruhi level ambang batas.” jelas Siti.

 

Dalam menjalankan tugasnya, Siti tidak mau ada perlakuan istimewa. Ada kalanya saat tengah malam harus bertugas mencatat meteran di jaringan gas PPU yang berlokasi di sebelah kuburan. Ia pun terus berpikir positif untuk mencari berkah dalam bekerja. “Saya tidak mau manja dan diistimewakan. Kalau rekan saya yang laki-laki bisa melakukannya, saya pun harus bisa melakukannya juga. Apabila pada akhirnya saya ternyata tidak bisa, paling tidak saya sudah berusaha. Jadi dalam bekerja yang penting hadapi dan berusaha dulu, kalau sudah tidak sanggup baru saya minta bantuan yang lain,” ungkapnya tegas.

 

Siti juga menyadari bahwa tata nilai AKHLAK sangat penting untuk dijalankan, terlebih tata nilai Amanah, yang menurutnya sangat memegang peranan penting dalam menjalankan tugasnya. Salah satu contoh ketika melakukan pencatatan pada meter, angka yang tercatat itu merupakan dasar untuk melakukan penjualan. Amanah penting untuk dilakukan agar jangan sampai merugikan pembeli dan jangan sampai merugikan perusahaan juga. Dirinya juga terus berusaha menjalankan seluruh tata nilai AKHLAK yang lain dalam menjalankan tugasnya.

 

Sebagai ibu dengan 4 anak, Siti pun selalu berusaha ketika sedang off duty dapat menghabiskan waktu dengan sebaik-baiknya dengan keluarganya. Ketika sedang on duty sebelum pandemi COVID-19, Siti rutin berbagi ilmu dengan anak-anak di lingkungan Lawe-Lawe, yaitu dengan menjadi tenaga pengajar di Program English Club yang merupakan salah satu kegiatan CSR Perusahaan.

 

Harapannya nanti setelah pandemi selesai, Siti dapat lanjut mengajar lagi secara offline. “Saya suka menolong dan membantu rekan kerja, teman, vendor atau siapapun, karena hal tersebut menjadikan hidup lebih berarti dengan memberikan manfaat bagi orang lain dan lingkungan,” ujarnya.

 

 

Bekerja di sektor energi adalah cita-cita Aa Pian sejak kecil. Dirinya menyadari bahwa energi adalah vital dan menyangkut kebutuhan orang banyak. Kesungguhan cita-cita ini diwujudkan dengan menempuh studi Geofisika di Institut Teknologi Bandung. “Berkontribusi di sektor ini selalu membuat saya semangat,” ujar pria yang tahun ini genap berusia 36 tahun ini. Semangatnya pun memang teruji, tak terhitung berapa banyak tempat-tempat terpencil dengan medan yang sulit dijangkau sudah pernah dijabaninya.

 

 

Di Regional 3 Kalimantan, Aa Pian mengemban amanah dalam pekerjaan operation exploration (operasi seismik dan operasi pengeboran). Melakukan eksekusi project operasi seismik dari mulai pengadaan sampai dengan operasinya. Project yang sedang berjalan saat ini adalah 3D seismik offshore Sebatik, yang berlokasi di Wilayah Kerja Maratua Kalimantan Utara.

 

Demi menjaga kelangsungan dan keberlanjutan bisnis migas Perusahaan, Aa Pian pun selalu siap menghadapi tantangan. Tatkala pandemi COVID-19 membuat orang-orang takut ke luar rumah atau bepergian, Aa Pian dengan sigap wara wiri ke lapangan eksplorasi. “ Pekerjaan utama saya mengharuskan datang ke lapangan untuk melakukan supervisi langsung. Adanya pandemi COVID-19 merupakan tatangan tersendiri karena ada prosedur yang harus dilewati sebelum berangkat. Selain itu protokol pencegahan COVID-19 juga harus selalu diingat dan berusaha sebaik mungkin dilaksanakan baik ketika perjalanan menuju lokasi maupun ketika sedang berada di lapangan,” pungkas Aa Pian.

 

Suka dan duka memang bukan sesuatu yang baru dalam pencairan sumber migas di berbagai wilayah. Dinamika pun menghiasi perjalanan karir Aa Pian. Tahun 2010, Aan diterima sebagai

Jr. Operation Geophysicist di Total E&P Indonesie. Saat itu dirinya ditempatkan di Balikpapan dan langsung bekerja sebagai Jr. Field Supervisor di beberapa project seismik yang saat itu sedang berjalan. Project seismik merupakan pekerjaan awal dalam tahap eksplorasi maupun development yang sifatnya mengumpulan data subsurface yang nantinya data ini akan digunakan oleh tim geoscience dalam mengajukan sumur pengeboran.

 

Tidak hanya sampai di Kalimantan, tahun 2015 Aa Pian mendapatkan penugasan internasional ke Perancis selama 3 tahun. Pekerjaan di sana meliputi processing data seismik dari berbagai negara seperti Papua Nugini, Uganda, Myanmar, dan negara lainnya. Pengalaman dalam berbagai ragam pekerjaan maupun penempatan kerja hingga ke luar negeri membuat Aa Pian menyadari bahwa dinamika itu merupakan sebuah nikmat yang wajib disyukuri alih-alih dikeluhkan. “Setiap momentum memiliki kesan tersendiri,” ungkapnya. Tak terkecuali juga reorganisasi yang terjadi pada tahun 2021 lalu. Bekerja secara intens termasuk koordinasi harian project dengan rekan kerja dan atasan yang tidak dikenal sebelumnya dan belum bertemu langsung secara fisik (COVID-19) tetapi semuanya berjalan lancar dan smooth seolah-olah kita sudah kenal sudah lama sekali. Hal ini memang tidak bisa dilepaskan dari karakter Perwira Regional 3 Kalimantan yang adaptif, amanah dan kompeten, sehingga kolaborasi dapat kehamornisan dapat terjalin dengan baik. Aa Pian berharap seluruh upaya dan kerja dari Perwira dapat segera mewujudkan World Class Energy Company, seperti yang dicita-citakan bersama.

 

Di samping melakukan pekerjaannya, Aa Pian juga aktif menjalankan kegiatan hobinya berolah raga hiking dan golf agar tubuh dan pikiran tetap sehat dan fit. Selain itu, Aa Pian juga gemar membaca novel di waktu luangnya.

 

 

 

 

Sosok yang satu ini merupakan kunci penting di balik kehandalan mesin hingga kelistrikan di South Processing Unit (SPU) Zona 8. Novy Eka Purnama, pria 32 tahun ini tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi bagian dari industri migas di Indonesia. Novy pun memiliki kisah yang menarik, bagaimana awalnya, ia bisa menjadi sosok garda terdepan di Regional 3 Kalimantan.

 

Pada awalnya, Novy tidak punya pikiran untuk bekerja setelah lulus SMA. Dirinya pun memantapkan diri untuk melanjutkan ke jenjang S1. “Planningnya minimal setelah lulus sarjana, baru mau mencari pekerjaan supaya syarat masuk perusahaan bisa terpenuhi,” cerita Novy. Namun demikian takdir membawa Novy ke jalan cerita yang berbeda.

 

Lulus di tahun 2006, Novy berhasil diterima di Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan Matematika. Selang beberapa bulan setelah pengumuman kelulusan ujian akhir nasional, di kantor kepala sekolah ada selebaran yang berisi lowongan kerja di perusahaan Total E&P Indonesie. Disitu lah awal mula Novy mengetahui perusahaan migas. “ Pada saat saya sekolah SMA dulu itu saya tahu dulunya Pertamina itu kerjanya hanya di SPBU sama di jalan minyak, tapi tidak tahu kerjanya seperti apa aja,” celoteh Novy. Mencoba peruntungan dari lowongan kerja tersebut, Novy pun lolos seleksi dan mulai bekerja di perusahaan migas, sekaligus merelakan bangku perkuliahannya di UGM.

 

Kini, Novy merasa seluruh jalan hidup tersebut menjadi keberkahan tersendiri untuk diri dan keluarganya. Cita-cita meneruskan pendidikan juga sudah dilakoninya hingga menjadi Sarjana S1 di Universitas Balikpapan. Pekerjaannya hari-hari pun senantiasa dilakukan dengan semangat. “Pekerjaan yang saya lakukan sehari hari adalah perawatan mesin secara berkala baik dalam skala mingguan, bulanan, hingga tahunan,” terangnya. Di samping itu Novy juga bertanggung jawab untuk peralatan listrik seperti generator turbin, motor listrik, trafo, HVAC, battery UPS, penerangan dan lain sebagainya. Aktivititas perawatan secara rutin dilaporkan setiap sore hari kepada Field Manager guna memastikan kehandalan seluruh mesin dan peralatan kelistrikan agar tidak terjadi masalah serta menjaga kelangsungan operasi selama 24 jam.

 

Di masa pandemi COVID-19, Novy memastikan pekerjaannya tetap berjalan lancar dan sesuai dengan protokol kesehatan. Tidak hanya persoalan masker, bahkan Novy harus siap untuk berpindah-pindah kamar saat crew change dan memindahkan barang misalnya sepatu, baju, alat mandi, dikarenakan satu kamar harus dihuni oleh Perwira dari satu kendaraan penjemputan yang sama agar tracing kontak erat bisa diminimalisiasi.

 

Tidak hanya aktivitas pekerjaan, kegiatan hobi jogging juga dijalani Novy dengan berbagai penyesuaian, antara lain dengan mengikuti virtual run baik yang diselenggarakan Perusahaan maupun oleh pihak lainnya. Dirinya sadar bahwa manusia harus adaptif dan tetap fit dalam menjalankan aktivitas sehari hari baik di rumah mauapun di site agar imun tetap terjaga dan terhindar dari sakit terutama COVID-19. “Kalau selama jadwal on duty di site ada salah satu Perwira yang sakit pada saat pandemi, tentu akan juga mengganggu jalannya operasi perusahaan,” katanya.

 

 

Menjawab soal dinamika yang ada di Perusahaan saat ini, menurut Novy, reorganisasi memberikan harapan tersendiri baginya, seperti semakin banyak posisi-posisi atau jabatan yang beragam, sehingga jenjang karir Perwira garda terdepan bisa terealisasikan. Di samping itu Novy juga berharap Perusahaan dapat lebih bijak dalam sisi cost efficiency dan adanya keseimbangan antara apa yang diraih Perusahaan dengan kesejahteraan Perwira. Hal ini pun dimaksudkan Novy agar Perwira tetap dapat termotivasi dengan baik, sehingga kegiatan pekerjaan pun dijalankan dengan lebih baik lagi ke depannya.

 

 

 

Arie Irwan Armansyah, atau biasa dipanggil Abah Arie, adalah seorang Company Man Drilling PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) – Zona 9 dengan latar belakang HSE yang sangat kuat. Mengawali karir di dunia industri minyak dan gas pada tahun 2007 sebagai personel HSE di rig dan berlanjut hingga menjabat Field Drilling & HSE Support Superintendent di VICO Indonesia untuk mendukung rig-rig yang beroperasi di lapangan Semberah, Badak, Nilam, Pamaguan dan Mutiara. Keinginan dan semangatnya untuk mempelajari peralatan dan operasi pemboran membuatnya mendapatkan kesempatan berkarir di operasi pemboran di tahun 2014 sebagai Drilling Supervisor. Selain operasi pengeboran, ia juga mendapat kesempatan untuk menjalankan program well intervention menggunakan unit slickline, electric wireline dan coil tubing unit serta mengawasi operasi Hydraulic Workover Unit untuk program Plug & Abandon (P&A) sumur-sumur coal bed methane (CBM).

 

Setelah berakhirnya KKS VICO Indonesia dan dialih-kelola oleh PT Pertamina, ia melanjutkan karirnya sebagai Sr. Engineer Field & Rig Drilling di Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) dan diitugaskan untuk memulai kembali program pengeboran untuk lapangan Semberah dengan Rig EMR-001. “Alhamdulillah rig siap tajak setelah 60 hari mengawal proses mobilisasi dari Sangatta, persiapan rig, rig-up, hingga commissioning dengan aman dan selamat. Ini adalah salah satu pengalaman yang sangat menantang di era mulai bergabungnya dengan Pertamina, dimana semua mata fokus ke kegiatan pengeboran yang merupakan sumur pertama PHSS di tahun 2018,” cerita Abah Arie.

 

Selama bekerja, Abah Arie memang memiliki banyak memori yang tidak bisa dilupakan. Dirinya juga menceritakan pengalaman hebat lain yang ia alami, yakni ketika mengujicoba teknologi Casing While Drilling (CWD) bersama team engineering dan operational untuk mengatasi hazard loss circulation dan shallow gas di lapangan Mutiara. “Keberhasilan uji coba teknologi ini juga kami presentasikan pada ajang Upstream Improvement & Innovation Award 2021 dan meraih penghargaan Gold,” pungkasnya. Pengunaan teknologi ini diujicoba dan dijalankan di tengah badai pandemi yang sangat melelahkan fisik dan psikis kami. Di tengah ancaman            COVID-19, isu break-out, penerapan prokes ketat dan perubahan jadwal kerja “Alhamdulillah, operasi pengeboran masih tetap bisa kami jalankan dengan aman dan selamat. Semua ini bisa kami lalui berkat kerja sama antara semua jajaran pekerja di lingkungan Pertamina, peran serta drilling contractor dan service company yang menunjukkan dukungannya secara all out,tambahnya.

 

Setelah Pertamina go live dengan Holding dan Subholdingnya di tahun 2021, Abah Arie mendapatkan kesempatan untuk mengetahui dan mempelajari bagaimana Pertamina menjalankan operational excellence-nya dari pengamatan dan terjun langsung di lapangan. Tantangan baru langsung ia terima ketika Fungsi Drilling memerlukan koordinasi untuk operasi pengeboran di lapangan Sanga-Sanga.

 

Saat ini ada 3 rig yang beroperasi di Lapangan Sanga-Sanga dengan target yang sangat ketat. Ia mengambil peran untuk berkolaborasi dengan fungsi-fungsi terkait di Lapangan Sanga-Sanga dan Zona 9 agar waktu tajak sumur dan waktu operasi pemboran bisa in line dengan Rencana Kerja Pengeboran Tahun 2022. “Harus cepat beradaptasi di lingkungan kerja yang baru, berkolaborasi dengan fungsi lain dan tentunya ini semua harus dapat dilaksanakan dengan aman dan selamat,“ katanya. Dalam waktu dekat juga akan ada sumur-sumur eksplorasi di Zona 9, tentunya ini akan menjadi pengalaman kerja yang sangat berharga.

 

Abah Arie berharap Pertamina dapat terus melakukan eksplorasi secara agresif untuk mencari cadangan migas yang baru, sambil terus secara konsisten mengembangkan lapangan migasnya yang sudah ada. Pertamina juga harus terbuka terhadap penerapan teknologi-teknologi baru yang dapat meningkatkan efisiensi kerja dan keselamatan operasi.

 

Saat ditanya tentang hobinya, Abah Arie tertawa lebar. “Hehehehe… anak saya 5, jadi sebisa mungkin kegiatan yang bisa melibatkan keluarga saya dalam pelaksanaannya. Bisa jadi gowes/hiking, wood-working, atau apapun yang bisa saya nikmati bersama keluarga lah. Saya harap pandemi segera berakhir, supaya hobi travelling bisa lanjut lagi” jawabnya.

 

 

DOWNLOAD