FOKUS CSR | Mengenal Lebih Dekat Program CSR Peraih Proper  Emas Tahun 2021  

  April 05, 2022
FOKUS CSR | Mengenal Lebih Dekat Program CSR Peraih Proper  Emas Tahun 2021  

  April 05, 2022

PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) - Regional 3 Kalimantan berhasil menyabet

5 Penghargaan PROPER Emas. Hal ini tidak bisa dipungkiri merupakan hasil dari pengelolaan program CSR beyond compliance, yang merupakan parameter penilaian utama untuk meraih PROPER Emas. Di dalam rubrik ENERGIA KALIMANTAN edisi ke-II ini Perwira Regional 3 Kalimantan akan lebih mengenal lagi kehebatan program-program CSR unggulan dari lapangan-lapangan Regional 3 Kalimantan yang meraih PROPER Emas.


 

Regional 3 Kalimantan terus melakukan pengelolaan lingkungan dan pengembangan masyarakat di sekitar wilayah operasi melalui berbagai inovasi serta program-program CSR yang berkelanjutan. Jadi, program-program CSR dijalankan step by step mulai dari social mapping, Focus Group Discussion (FGD), penyusunan rencana strategis jangka pendek dan panjang, pendampingan setiap hari, hingga evaluasi. Hal ini dijalankan bahkan hingga mencapai 5 tahun atau sampai program siap memasuki fase exit strategy, untuk memastikan kelompok binaan betul-betul dapat mandiri.

 

Tidak hanya itu, masing-masing lapangan peraih PROPER Emas juga mempunyai keunikan programnya masing-masing dengan mengacu kepada tujuan program berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) dan prinsip Life Cycle Assessment (LCA) cradle to grave.

 

Zona 8 – Petani Maju 4.0 dan Nelayanku Hebat

 

Regional 3 Kalimantan – Zona 8 khususnya di lapangan Bekapai-Senipah-Peciko (BSP) memiliki cerita dari Kampung Mahakam Lestari yang diberi tajuk program Petani Maju 4.0. Program CSR yang berlokasi di Kelurahan Senipah dan Handil Baru ini lahir dari kekhawatiran adanya potensi ancaman punahnya sektor pertanian lokal, angka pemuda pengangguran yang tinggi dan banyaknya lahan tidur kondisi kering dan berisiko kebakaran. Perwira Zona 8 – lapangan BSP pun kemudian berinisiatif mencari solusi yang tepat sasaran dengan menyasar peningkatan kapasitas petani muda lokal melalui inovasi pertakultur.

 

Salah satu keunggulan inovasi Petani Maju 4.0 yang mengantarkan raihan PROPER Emas pun disampaikan oleh Ketua Dewan Pertimbangan PROPER Profesor Sudarto P. Hadi saat Workshop Penyusunan Strategi dan Road Map PROPER Subholding Upstream pada 27 Januari 2022. ”Program ini telah berhasil mendorong dikeluarkannya peraturan baru yang mendukung program, yakni legalisasi kelompok binaan Petani Maju 4.0 PHM lapangan BSP oleh Pemerintah Kelurahan Senipah dan Handil Baru Barat,” ungkapnya.

 

 

Tidak hanya itu, keberhasilan program Petani Maju 4.0 juga dikarenakan dalam setiap tahap perencanaan selalu melibatkan masyarakat secara aktif, berhasil mengidentifikasi kebutuhan pokok masyarakat, dan mengintegrasikan pertanian yang ramah lingkungan dari hulu ke hilir. Dampak langsung yang dirasakan saat ini, kelompok perempuan dan pemuda telah memiliki pendapatan bulanan masing-masing sebesar Rp2.800.000/orang/bulan dan Rp2.500.000/zona program/bulan.

 

Program Petani Maju 4.0 juga berhasil menjawab tujuan SDGs poin 1 yaitu mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk dan manapun dan poin 8 yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk semua.

 

Sementara itu, Regional 3 Kalimantan – Zona 8 Lapangan South Processing Unit (SPU) yang berada di wilayah pesisir mengusung tema CSR Bumi Hijau Pesisir dimana salah satu implementasinya yakni program CSR Nelayanku Hebat. Program yang berlokasi di Desa Muara Pantuan dan Sepatin ini mengembangkan inovasi apartemen ikan dan fishfinder sebagai bagian dari sistem perikanan ramah lingkungan pesisir Delta Mahakam. Strategi CSR dijalankan Perwira Zona 8 – lapangan SPU bersama kelompok nelayan dan masyarakat dengan mengimplementasikan program Nelayanku Hebat secara holistik. Mulai dari diversifikasi produk hasil perikanan, pemanfaatan limbah perikanan, pemberdayaan perempuan pesisir, penggunaan teknologi perikanan, hingga integrasi perikanan ramah lingkungan dari hulu ke hilir. Keberhasilan program ini terlihat dari beragam kreasi, salah satunya dalam membuat umpan pancing dengan memanfaatkan bekas helm, yang saat ini sedang dalam proses permohonan pencatatan hak cipta,. Program ini juga mencatat kenaikan pendapatan nelayan sebesar Rp1.600.000/orang/bulan.

 

 

Zona 9 – TANTE SISKA

 

Tidak kalah unik¸ Regional 3 Kalimantan - Zona 9 lapangan Sangasanga dengan motonya yaitu “Berjuang Bersama-sama, semangat sampai akhir” memiliki program unggulan CSR TANTE SISKA yang merupakan kependekan dari Tani Terpadu Sistem Inovasi Sosial Kelompok Setaria. Perwira Sangasanga bersama kelompok tani bersinergi untuk mengatasi masalah penurunan angka produksi pertanian dan berkurangnya lahan pertanian.

 

TANTE SISKA dijalankan dengan pelibatan pemangku kepentingan setempat dan kelompok tani, melihat kebutuhan dasar mereka, dan potensi sumber daya alam lokal. Sejak inisiasi program di tahun 2019, program TANTE SISKA telah berhasil memberikan dampak positif terhadap kehidupan masyarakat. Berbasis utama sektor pertanian yang merupakan mata pencaharian utama masyarakat binaan di Kelurahan Sarijaya, Kecamatan Sangasanga, kelompok tani didampingi untuk meningkatkan pengetahuan, kapasitas, hingga melakukan inovasi sehingga taraf hidup masyarakat dapat meningkat.

 

 

Pengembangan kompetensi kelompok tani antara lain diwujudkan dengan berbagai pelatihan; melakukan berbagai inovasi dalam proses optimalisasi proses produksi pertanian dan produksi pupuk; transformasi teknologi yang ramah lingkungan dalam pengolahan limbah, pertanian organik terpadu, penanaman pohon; serta pengembangan diversifikasi produk pupuk cair, hand sanitizer, hingga minyak aromatherapy. Semangat kelompok ini telah memberikan dampak peningkatan pendapatan sebesar 82% dari tahun sebelumnya dan telah dilakukan replikasi program baik di level kecamatan (5 kelompok telah mereplikasi), level luar kecamatan yaitu di KWT Margo Lestari (Kecamatan Samboja), serta level nasional (webiner SKK Migas Kalsul) sesuai dengan harapan dari Wakil Gubernur Kalimantan Hadi Mulyadi, S.SI, M.Si “Semoga program TANTE SISKA dapat berkembang dan diduplikasi di tempat lain.”

 

Zona 10 – Kapak Prabu dan KUBEDISTIK

 

Mengubah masalah menjadi berkah, merupakan kehebatan dari program CSR Regional 3 Kalimantan – Zona 9 Daerah Operasi Bagian Utara (DOBU). Program CSR Kampung Kopi Luwak Desa Prangat Baru (Kapak Prabu) pun digagas di tahun 2020 untuk menjawab masalah sosial yang ada saat itu, yakni timbulan sampah sisa makanan di Terminal Santan yang tinggi, rendahnya produktivitas lahan perkebunan milik masyarakat, monopoli karet mentah oleh tengkulak, dan rendahnya harga karet mentah yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat.

 

Program Kapak Prabu merupakan pemberdayaan kelompok tani di Desa Prangat Baru melalui budidaya tanaman kopi liberika dengan fermentasi biji kopi secara alami oleh satwa luwak. Dengan adanya program ini, masyarakat memiliki mata pencaharian lain dan tidak bergantung pada tanaman karet. Pola budi daya ramah lingkungan juga diterapkan, sehingga turut mengatasi masalah lingkungan yang ada.

 

Kini, Desa Prangat Baru telah dikenal menjadi Kampung Kopi Luwak. Dengan peningkatan kapasitas yang diberikan, mitra binaan tidak hanya jago dalam budi daya namun telah berhasil melahirkan lembaga baru kemitraan strategis, menghilangkan intervensi tengkulak, hingga meningkatkan pendapatan. 

 

Regional 3 Kalimantan – Zona 10 lapangan Tarakan juga kembali unjuk gigi di kancah penghargaan PROPER. Lapangan ini telah meraih PROPER Emas tahun 2017 dan 2018. Semangat untuk kembali meraih PROPER Emas pun berhasil diwujudkan pada tahun 2021. Keberhasilan ini diraih bersama Kelompok Usaha Bersama Disabilitas Batik melalui program CSR Program Pemberdayaan Masyarakat Disabilitas Melalui Kerajinan Batik atau KUBEDISTIK.

 

Kota Tarakan memiliki masalah sosial tingginya angka usia produktif yang belum berkesempatan memiliki pekerjaan di kalangan disabilitas. Masalah sosial lain yang disorot adalah tingginya angka limbah bakau yang terbuang. Mengatasi hal ini Perwira Tarakan menggagas program berbasis pemberdayaan sumber daya manusia yaitu social entrepreneurship. Pembinaan pun dilakukan mulai dari memberikan keterampilan, hingga membantu untuk pemasaran hasil-hasil karya yang dibuat.

 

 

 

Semangat dan sinergi mitra binaan program KUBEDISTIK dan Perwira Tarakan pun menuai hasil dengan terciptanya lini usaha batik khas Tarakan dengan pemanfaatan limbah bakau sebagai bahan dasarnya. Tidak tanggung-tanggung, beragam karya batik khas Tarakan sudah mengantongi hak paten, hingga direplikasi di lokasi lain. Saking top markotop, seragam batik PNS Kota Tarakan juga dibuat oleh kelompok mitra KUBEDISTIK. Hasil produksi yang “laris manis” pun telah berhasil mendorong kesejahteraan kalangan disabilitas di Kota Tarakan.

 

 

 

 

DOWNLOAD