INSPIRASI | Pengalaman Pertama? Siapa Takut!
May 16, 2023
INSPIRASI | Pengalaman Pertama? Siapa Takut!
May 16, 2023
Bagi sebagian orang, mencoba hal baru terkadang menjadi sebuah tantangan yang cukup menakutkan dan membutuhkan keberanian lebih. Beda halnya dengan dua sosok Perwira PHI-Regional 3 Kalimantan yang mengikuti kompetisi video dalam rangka HUT ke-7. Berkat konten menarik, dan eksekusi hasil yang ciamik, mereka berhasil keluar sebagai juara pertama untuk masing-masing kategori. Uniknya, perhelatan kompetisi video A Day in My Life dan Diary of Perwira merupakan kompetisi video pertama yang diikuti oleh kedua Perwira ini. Yuk, kita simak cerita menarik sekaligus tips dari mereka.
Saat mengetahui adanya kompetisi video A Day in My Life, Reifandi mengaku takjub atas adanya kompetisi unik yang diselenggarakan oleh PHI. Membuat sebuah konten video bukanlah hal yang baru baginya. Ia mengaku pernah beberapa kali membuat konten untuk Youtube maupun Instagram. Namun, dengan adanya kompetisi ini, ia tergerak untuk mencoba peruntungannya. Reifandi yang saat itu sedang bertugas di beberapa lapangan Zona 10, segera memutuskan untuk mulai menyusun konsep.
Sembari menyusun konsep, Reifandi mengumpulkan potongan-potongan rekaman gambar untuk karyanya. Dirinya mengaku cukup sering dibercandai oleh rekan-rekannya di lapangan, “Wah, ada mas-mas Youtuber,” terangnya menirukan candaan rekannya. Kendati demikian, rekan-rekannya di lapangan mendukung upayanya mengikuti kompetisi ini. Berbekal pengalaman menonton karya-karya konten kreator kesukaannya dan beberapa kali melakukan trial & error, akhirnya Reifandi mengirimkan video hasil karyanya ke Panitia. Perwira yang sejak kecil menyukai kegiatan menggambar ini mengutarakan bahwa ia cukup terkejut saat karyanya dinyatakan sebagai juara 1 kompetisi video A Day in My Life Perwira PHI 2022.
Kisah senada juga dialami oleh Kurnia Kasturi. Saat pengumuman lomba Diary of Perwira, Kasturi mengaku langsung bersemangat mengikuti kompetisi ini. Di tengah kesibukannya sebagai Data Engineer PHI, ia menyisihkan waktu untuk membuat story board bagi karya yang akan dikirimkannya. Pengalaman awal Kasturi dalam dunia konten kreatif dimulai pada saat ia duduk di bangku kuliah, saat sering mengikuti kepanitiaan acara kampus sebagai Humas, jurnalistik, dsb. Meskipun terdapat perbedaan disiplin ilmu yang ia tempuh dengan hobinya saat itu, kebiasaan menulis terus ia asah hingga meningkat ke pembuatan story board. Keahlian inilah yang ia gunakan untuk menyusun karya Video AKHLAK miliknya.
Seperti salah satu dalam tata nilai AKHLAK, dalam pembuatan karyanya, Kasturi mengaku berkolaborasi dengan banyak pihak. Perwira yang baru mulai bergabung di PHI pada 2022 lalu ini menjelaskan bahwa Ia hanya menggunakan kamera ponsel dan tripod milik temannya untuk merekam gambar. Ia pun tidak malu mengajak salah satu temannya untuk berperan sebagai pengisi voice over. Sebagai pendatang baru di Kota Jakarta, Kasturi juga didukung oleh temannya untuk mencari lokasi-lokasi yang cocok bagi videonya. “Konsep karya video saya ialah menerapkan salah satu nilai AKHLAK, yaitu kolaboratif. Mengingat perlengkapan yang saya miliki juga terbatas,” ungkapnya sembari mengingat perjuangan saat membuat video.
Baik Reifandi maupun Kasturi, masih terbilang baru terjun dalam dunia konten video pada waktu mengikuti kompetisi. Saat diwawancarai oleh Energia Kalimantan, mereka berbagi tips bagi para Perwira yang ingin mulai belajar dunia konten video:
Jangan takut mencoba
Coba aja dulu adalah kalimat yang sama-sama dilontarkan oleh kedua Perwira ini. Keberanian untuk mencoba, haruslah menjadi landasan utama agar kita dapat menguasai sebuah pengetahuan baru. Apabila dalam proses mencoba kita menemukan kegagalan, jangan lekas patah semangat. Lakukan trial and error sampai sebuah kesalahan tidak kita lakukan berulang kali.
Dapatkan inspirasi dari mana pun
Kemajuan dunia teknologi informasi semakin mempermudah kita untuk terus belajar banyak hal baru. Bagi Reifandi, keberadaan Google menjadi senjata utama ia mengasah kemampuannya membuat video. Selain itu, menonton karya-karya konten kreator idolanya juga menjadi salah satu cara Ia belajar pengambilan gambar yang menarik, dan ragam editing. Hal tersebut juga dilakukan oleh Kasturi. Di tahap awal, Kasturi selalu belajar dengan metode Amati, Tiru, Modifikasi (ATM) dari konten-konten yang Ia temui di internet.
Mulai dari sesuatu yang disukai
Ketika kita melakukan sesuatu yang kita sukai, biasanya akan menambah rasa semangat dalam diri untuk melakukannya. Demikian pula ketika kita baru memulai membuat video, alangkah baiknya diawali dengan hal yang simpel atau kesukaan kita. Misalnya, kita suka memasak, maka mulailah mencoba membuat video memasak. Hal ini akan membuat kita merasa nyaman dan tanpa beban. “Terus cari referensi dari konten kreator yang sesuai hobi kita, misal kita suka memasak yaa perbanyak menonton video terkait lalu kita buat video tentang memasak,” jelas Kasturi.
Cari masukan dan terbuka akan saran
Untuk dapat mengoptimalkan hasil belajar, kita dapat meminta review dari orang di sekitar kita. Namun, yang seringkali terjadi adalah ketika kita menerima kritik atau saran, kita menjadi kehilangan semangat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk dapat terbuka atas saran yang membangun. Mintalah saran dari orang yang lebih profesional di bidang tersebut dibanding kita. Apabila tidak memungkinkan, kita dapat meminta saran kepada orang terdekat seperti keluarga atau teman. Sebelum mengirimkan kepada panitia, Reifandi meminta masukan dari kerabat terdekatnya, demikian pula dengan Kasturi yang bekerja sama dengan rekan-rekannya.
Peralatan terbatas bukanlah hambatan
Peralatan kerap menjadi kendala utama bagi pemula ketika akan mulai belajar dunia fotografi dan videografi. Istilah The man behind the gun sangat tepat untuk menggambarkan bahwa hal terpenting untuk membuat sebuah karya adalah orang yang akan melakukannya. Tekad, niat, dan perjuangan dari sang kreatorlah yang akan banyak menentukan hasilnya nanti. Menariknya, baik Reifandi maupun Kasturi menggunakan peralatan “seadanya” untuk membuat karya yang membawa mereka menjadi juara ini dan tidak malu untuk meminta pertolongan dari yang lain.
Selalu belajar dan jangan cepat merasa puas atas keberhasilan
Apabila kita memiliki sebuah target dan telah berhasil mencapainya, seringkali timbul rasa puas yang menyebabkan semangat belajar semakin menurun. Sebagai pemula dalam pembuatan video, kita harus memiliki keinginan untuk terus belajar memperbaiki kualitas karya kita. Jika memungkinkan, kita bisa terus melakukan improvisasi yang bersumber dari masukan tokoh profesional.
Selain tips bagaimana memulai sebuah karya, Reifandi dan Kasturi juga berbagi tips singkat mengenai persiapan membuat karya atau konten untuk dilombakan:
Pahami syarat dan ketentuan lomba
Memahami syarat dan ketentuan lomba adalah hal yang wajib diperhatikan dengan baik. Salah menafsirkan syarat dan ketentuan perlombaan sama saja dengan kehilangan salah satu panduan membuat materi yang akan kita kirimkan. Bahkan bagi Reifandi, kita mesti pintar dalam menafsirkan kira-kira bagaimana ekspektasi juri dan sasaran audiens yang diinginkan. Beruntung jika kita dapat menyelaraskan idealisme kita dengan keinginan juri sekaligus audiens, sehingga sama-sama dapat memahami pesan apa yang ingin kita sampaikan.
Buatlah konsep karya yang akan dikirimkan
Agar karya kita memiliki alur yang baik, pembuatan konsep sangatlah penting. Konsep karya video melingkupi durasi, narasi, gambar yang ditampilkan, backsound yang digunakan, filter, dsb. Kasturi sendiri mengaku sempat membuat story board terlebih dahulu sebelum melakukan eksekusi pembuatan video Diary of Perwira. Ia berusaha memunculkan makna yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, namun mendalam terkait tata nilai AKHLAK. Lain halnya dengan Reifandi, Ia terlebih dahulu memeriksa stok gambar video yang telah dimilikinya baru kemudian membuat konsep, “Karena video yang saya buat konsepnya adalah A Day in My Life maka saya harus berani dan percaya diri untuk mengeksplorasi diri serta keseharian saya secara real,” ungkapnya. Hal terpenting lainnya dalam pembuatan konsep ialah kita harus bersikap fleksibel dan memiliki cadangan konsep, apabila beberapa poin konsep tidak dapat kita lakukan atau bahan yang dibutuhkan tidak tersedia.
Maksimalkan pembuatan konten
Seperti tips yang dibagikan di atas, pembuatan konten yang maksimal tidak selalu menggunakan peralatan sendiri alias kita dapat meminjam atau mengajak teman untuk bekerja sama. “Keterbatasan hanya ada dalam pikiran kita saja, ide lebih penting baru dibantu alat,” ungkap Reifandi yang juga disetujui oleh Kasturi. Dalam pembuatan video Diary of Perwira, Kasturi menggunakan backsound yang sesuai sehingga lebih menggugah emosi penonton. Reifandi sendiri lebih menitikberatkan pada kualitas visual yang akan ditampilkan. Namun, mereka berdua tetap memperhatikan keselarasan dari semua sisi dalam karyanya.
Lakukan review final dan kumpulkan masukan
Setelah karya selesai diproduksi, cobalah untuk melakukan review final atas karya kita. Selain melakukannya sendiri, masukan dari orang lain untuk memastikan sampai atau tidaknya pesan dalam karya kita juga penting. Jika ada masukan yang bagus terhadap karya kita, tidak ada salahnya untuk melakukan revisi karya terlebih dahulu sebelum dikirimkan.
Pantau deadline waktu perlombaan
Apabila dari kita selaku pembuat karya dirasa cukup dan siap untuk dilombakan, maka segeralah mengirimkannya sebelum deadline pengumpulan berakhir. Mengirimkan karya dalam periode awal waktu pengumpulan membuat kita menjadi lebih tenang, dan apabila terdapat revisi karya dapat segera disusulkan. Kasturi mengaku membutuhkan waktu sekitar 3 (tiga) minggu untuk membuat karya hingga pengiriman. Sedangkan Reifandi melakukannya dalam waktu yang lebih singkat. Setelah itu, pastinya perbanyak berdoa dan positive thinking terhadap hasilnya ya Perwira!