EDITORIAL | Cerita, Fakta, dan Warna 7 Tahun Perjalanan PHI Kita
January 03, 2023
EDITORIAL | Cerita, Fakta, dan Warna 7 Tahun Perjalanan PHI Kita
January 03, 2023
Dalam masa tujuh tahun sejak berdiri, PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) paling tidak mengalami tiga fase penting, yakni fase transisi (transition phase), fase nyaman (comfort zone) dan fase pertumbuhan (growth period). Fase pertama terjadi pada tiga tahun pertama dimana perusahaan berhasil melakukan alih kelola Wilayah Kerja (WK) Migas eks terminasi di Kalimantan Timur. Di antara yang paling terkenal adalah alih kelola WK Mahakam dari Total, WK Sanga Sanga dari Vico, dan WK Kalimantan Timur dan Attaka dari Chevron.
,
Fase kedua dimulai pada tahun keempat dan fase pertumbuhan dimulai pada pertengahan 2020 dengan hadirnya keputusan PT Pertamina (Persero) untuk melakukan transformasi model bisnis dan organisasi menjadi holding, subholding, regional, dan zona. Sebagai imbas dari aksi korporasi ini, seluruh perusahaan milik Pertamina yang bergerak di industri hulu migas digabung dalam satu bendera Subholding Upstream yang dinakhodai oleh PT Pertamina Hulu Energi. PHI mendapatkan mandat untuk memimpin pengelolaan Regional 3 yang melingkupi seluruh aset hulu migas di Kalimantan yang terbagi atas Zona 8, Zona 9, dan Zona 10. Dengan keputusan regionalisasi ini beberapa aset milik Pertamina EP di Kalimantan, seperti Field Sangatta, Sangasanga, Tanjung, Bunyu, Tarakan menjadi bagian yang dikelola oleh PHI.
Pepatah mengatakan tidak ada pertumbuhan di zona nyaman dan tidak ada kenyamanan di zona pertumbuhan. Dalam edisi khusus menyambut HUT ke-7 PHI, Energia Kalimantan hadir untuk memberikan gambaran yang lebih deskriptif berdasarkan penjelasan, paparan, dan pandangan tokoh-tokoh penting dalam perjalanan PHI pada kurun waktu 7 tahun terakhir. Kita akan bisa memahami bahwa model organisasi PHI lama yang soliter sebelum transformasi menyebabkan tiap entitas perusahaan mengalami keterbatasan untuk bertumbuh karena harus berjuang sendiri-sendiri meskipun aset entitas-entitas ini saling berdekatan. Alhamdulillah, kompetensi Pertamina dan para Perwira dengan beragam pengalaman dan latar belakang berhasil mengatasi tantangan ini dengan hasil yang baik. Meskipun demikian, untuk benar-benar bertumbuh PHI memerlukan lebih dari sekedar konsolidasi kompetensi.
Pada edisi ini, kita pun diajak untuk melihat masa pertumbuhan Perusahaan yang signifikan setelah transformasi Pertamina. Manajemen PHI berhasil menerapkan konsep value creation, innovation dan borderless strategy dalam setiap elemen dalam bisnis dan operasi Perusahaan. Konektivitas antar WK memungkinkan adanya efisiensi dalam operasional migas di Kalimantan. Misalnya, moving rig dari satu field ke field lain tanpa hambatan karena semua WK di Kalimantan dalam satu pengelolaan di bawah PHI. Transportasi migas di salah satu field yang sebelumnya dilakukan dengan metode trucking diubah melalui sambungan pipa menuju salah satu terminal sehingga lebih hemat dan aman.
Dalam perjalanan 7 tahun ini, setiap fase melahirkan tantangan yang berbeda. Di sinilah kualitas kepemimpinan PHI diuji guna menyatukan keragaman dalam satu visi untuk melangkah bersama menjalankan beragam mitigasi terbaik sehingga mampu menghasilkan pencapaian dan prestasi yang luar biasa. Pencapaian yang memberikan keyakinan kepada kita untuk terus mengalirkan Energi Kalimantan untuk Indonesia.
Bagaimana para pemimpin ini melihat PHI di setiap fasenya dan di masa mendatang? Ayo kita telaah cerita-cerita mereka yang tertuang dalam edisi khusus yang sedang Anda baca ini.
Edisi ini tetap dapat diakses melalui www.energiakalimantan.com. Sementara edisi cetak tersedia dibeberapa tempat di lingkungan kantor PHI. Kami berharap edisi Energia Kalimantan kali ini melahirkan inspirasi dan keyakinan bahwa eksistensi migas masih belum akan tergantikan dalam puluhan tahun mendatang!
Selamat membaca.
Dony Indrawan